DAERAHNewsSosial

Kisah Rabbiyah Diusia Lansia Tidur di Samping Sapi

×

Kisah Rabbiyah Diusia Lansia Tidur di Samping Sapi

Sebarkan artikel ini

MADURA, Suara Jelata— Kehidupan yang layak sangat diinginkan oleh semua orang. Namun  tidak semua orang menikmati kehidupan yang layak secara sosial dan ekonomi. Ada saatnya manusia mengalami kondisi tertentu karena Tuhan memiliki rencana lain.

Tugas manusia yang diberikan kecukupan oleh Tuhan bagaimana dapat bermanfaat terhadap sesama. Nasib hidup Nenek Rabbiya (91) patut menjadi perhatian bagi pemerintah setempat.

Scroll untuk lanjut membaca
Scroll untuk lanjut membaca

Nenek yang bernama Rabbiya ini bertempat di Desa Durbuk, Kecamatan Pademawu, Kabupaten Pamekasan, Madura, sangat menyayat hati.

Bagaimana tidak. Diusai yang hampir satu abad. Nenek Rabbiya harus tinggal dan tidur di gubuk bambu bersebelahan dengan sapi.

Satu atap dengan kandang sapi. Itulah kamar tidur Nenek Rabbiya. Kamar sang Nenek Rabbiya bersebelahan dengan sapi. Kamar tidurnya sangat sempit dengan ukuran 2×1 meter, dengan kamar mandi, seatap dengan kandang sapi.

Beruntung ada Hosniyah, cucu keponakan sang nenek. Karena nenek Rabbiya tidak memiliki suami.

Hosniyah ikut memperhatikan baik dari sisi tenaga maupun materi. Namun Hosniyah hidup dalam keadaan susah.

Keseharian Hosniyah hanya seorang buruh tani musiman dan pencari rumput untuk sapi orang.

Sehingga bantuan materi yang diberikan ke sang nenek untuk memenuhi kebutuhan hidupnya ala kadarnya.

Hosniyah bercerita, Nenek Rabbiya sengaja ditempatkan di samping kamar mandi. Dengan tujuan, sang nenek lebih mudah jika ingin ke kamar mandi.

Sebab, Hosniyah kadang harus pergi bekerja. Sementara Nenek Rabbiya harus ditinggal sendirian di rumah.

“Memang kamar mandinya ngumpul dengan kandang sapi, Mbak. Mau gimana lagi la wong adanya memang seperti itu,” ungkapnya dengan nada sedih.

Kehidupan sang Nenek Rabbiya diakui oleh Ririn, Kepala Dusun Jerbuddih, Desa Durbuk, Pademawu.

Katanya, Nenek Rabbiya hidup sebatang kara selama ini hanya dibantu Hosniyah.

Beruntung, di masa Pandemi Covid-19 tahun kemarin, Nenek Rabbiya dapat Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Desa (DD) selama 6 kali.

Sayangnya, bantuan tersebut kini sudah tidak ada lagi.

“Kalau untuk bantuan dari Pemerintah Daerah maupun Pusat, Nenek Rabbiya selama ini tidak dapat bantuan,” tutur Ririn.

Nenek Rabbiya tidak memiliki e-KTP. Sehingga, Pemerintah Desa Durbuk tidak bisa berbuat banyak, karena persyaratan untuk mendapatkan bantuan salah satunya harus memiliki e-KTP.

Karena itulah, Ririn berharap adanya bantuan untuk Nenek Rabbiya, baik berupa makanan, sembako maupun tempat tinggalnya. Sebab, nenek tua itu memang sangat butuh bantuan. Untuk itulah diharapkan pemerintah maupun elemen masyarakat atas yang mampu agar tergerak hatinya untuk membantu nenek Rabbiya apalagi di usianya sudah sangat lansia.

Hanafi