NewsPENDIDIKAN

Dosen IAIM Sinjai, Dunia Pendidikan Butuh Generasi Muda yang Berakhlak

×

Dosen IAIM Sinjai, Dunia Pendidikan Butuh Generasi Muda yang Berakhlak

Sebarkan artikel ini

SINJAI, Suara Jelata— Dunia pendidikan begitu memprihatinkan, seolah generasi muda kekurangan akhlak, terlihat dari banyaknya kasus yang bermunculan memperlihatkan  pendidikan perlu dibenahi dari segi akhlak dan moral.

Salah Seorang Dosen Institut Agama Islam Muhammadiyah (IAIM) Sinjai, Nurwahida, mengatakan dunia pendidikan saat ini, mengalami permasalahan yang sebenarnya sudah menjadi rahasia umum.

Scroll untuk lanjut membaca
Scroll untuk lanjut membaca

“Bisa dilihat, di Negara kita Indonesia, sebenarnya tidak kekurangan orang pintar, hanya saja kita kehilangan genarasi yang berakhlak,” kata Wahida sapaan akrabnya via WhatsApp, Ahad (02/05/2021).

Hal tersebut lanjut Wahida, ditandai dengan banyaknya kasus yang bermunculan di antaranya, remaja yang memukuli gurunya, juga tahun 2020 sempat viral beberapa siswa melaporkan gurunya sehingga berakhir dijeruji besi.

Seharusnya kata Wahida, kemajuan dunia pendidikan bukan hanya diukur dari kualitas kepintarannya saja, akan tetapi juga dari segi akhlaknya.

“Sehingga jika kepintaran dan akhlak beriringan maka cita-cita bangsa menjadi negara maju bisa tercapai,” ujarnya

Menurut Alumni UIN Alauddin Makassar ini, melihat kondisi saat ini, perlu disematkan pelajaran khusus seperti, dikembalikannya pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKN), agar nilai sosial dapat tertanam pada jiwa muda remaja khususnya siswa yang ada di Sekolah.

Wahida menuturkan, kurikulum yang dibuat oleh Menteri Pendidikan begitu pun pakar-pakar pendidikan sudah luar biasa, hanya saja mengingat kasus kekerasan antara siswa dengan guru cukup banyak.

“Olehnya itu moral dan akhlaklah yang sebenarnya perlu dikembangkan, dengan menambahkan pelajaran yakni, materi agama juga sosial baik pada Tingat SD, SMP dan SMA,” tuturnya.

Tidak hanya itu, kata Wahida, di era pandemi juga menjadi sebuah tantangan terbesar dalam dunia pendidikan, khususnya bagi tenaga pendidik.

Mengapa demikian, lanjut Wahida, karena biasa pembelajaran dilaksanakan secara tatap muka kini berganti menjadi pertemuan dunia maya.

“Pergantian suasana mengajar ini, mengharuskan seorang guru lebih kreatif dalam mengajar,” tandasnya.

Lanjutnya, tentu perubahan tersebut tidak menjadi alasan keterpurukan dunia pendidikan, karena sudah banyak fasilitas yang tersedia, agar tetap mengajar di masa pandemi.

“Harusnya guru lebih produktif dan kreatif sehingga materi yang disampaikan bisa dicerna dengan baik oleh siswa,” pungkasnya.