Suara Jelata— Zakat harus dikeluarkan segera, dan wali dari anak kecil dan orang gila berkewajiban untuk membayar zakat keduanya. Membayar zakat disunahkan untuk melaksanakannya dengan terang-terangan, dan disunahkan juga untuk membayarnya langsung tanpa diwakilkan.
Bagi yang berkewajiban membayar zakat disyaratkan untuk berniat, apabila ia berniat untuk sekedar bersadaqah, maka niat itu tidak cukup, meskipun ia bersadaqah dengan seluruh hartanya.
Zakat lebih utama diberikan kepada para fakir miskin di negerinya, boleh juga dikirimkan ke negari lain jika ada maslahatnya. Boleh mempercepat pengeluaran zakat, dengan membayar zakat untuk dua tahun sekaligus, jika nishabnya telah cukup.
Adapun orang yang berhak untuk menerima zakat ada delapan golongan:
l) Fakir
2) Miskin.
3) Amil zakat (petugas yang mengumpulkan zakat).
4) Golongan muallaf (Orang yang baru masuk Islam).
5) Hamba sahaya.
6) Orang yang berhutang.
7) Orang yang berjuang di jalan Allah.
8) Ibnu sabil.
Semua golongan tersebut diberi zakat sesuai dengan kebutuhan, kecuali amil zakat, ia diberi sesuai upahnya meskipun ia kaya.
Zakat juga telah mencukupi (sah) jika diberikan kepada kaum pembangkang atau pemberontak jika mereka telah menguasai negerinya, atau apabila diambil oleh seorang penguasa, baik dengan secara paksa ataupun dengan suka rela. baik ia penguasa yang adil ataupun yang zalim.
Zakat tidak mencukupi (sah) apabila diberikan kepada orang kafir, budak, orang kaya, orang yang menjadi tanggung jawabnya, dan anak keturunan bani Hasyim.
Apabila seseorang membayarkan zakatnya kepada orang yang tidak berhak menerimanya karena ia tidak tahu, kemudian ia mengetahuinya, maka hal tersebut belum mencukupi, kecuali jika ia memberikannya kepada orang yang ia sangka fakir tapi ternyata ia orang kaya, maka hal tersebut telah mencukupinya.
Sumber: Tafsir Al-‘Usyr Al-Akhir Bab Zakat