DAERAHNewsSosial

Disetujui Bupati, Santri Ponpes Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo di Sumenep Akan di Rapid Tes Gratis

×

Disetujui Bupati, Santri Ponpes Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo di Sumenep Akan di Rapid Tes Gratis

Sebarkan artikel ini

SUMENEP, Suara Jelata— Ribuan santri asal Sumenep, Madura yang nyantri di Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Asembagus, Situbondo, Jawa Timur akan melakukan arus balik berjamaah ke pondoknya secara bergelombang.

Gelombang tersebut terjadwal, yakni tanggal 19 Mei 2021 sebagai gelombang pertama dan tanggal 21 Mei 2021 sebagai gelombang kedua.

Scroll untuk lanjut membaca
Scroll untuk lanjut membaca

Hal tersebut dikatakan oleh Ketua Ikatan Santri dan Alumni Salafiyah Syafi’iyah (IKSASS), Rayon Sumenep, Imam Mawardi., S.Pd.I.

Menurut Mawardi, sapaan akrab Iman Mawardi S. Pd. I, menuturkan, jumlah santri asal Sumenep yang akan melakukan arus balik berjamaah ke pondoknya di Sukorejo itu berkisar 1.654 orang santri yang berasal dari beberapa kecamatan, baik kepulauan maupun di daratan di Kabupaten Sumenep.

Rencana keberangkatan tersebut menurut Mawardi, sebelumnya akan dilakukan Rapid Tes Anti Gen atau GeNose terhadap peserta arus balik berjemaah yang pelayanannya akan dilakukan secara gratis oleh Dinas Kesehatan Pemkab Sumenep, karena telah memperoleh persetujuan dari Bupati Sumenep.

Mawardi menambahkan, bahwa kegiatan Rapid Tes Anti Gen secara gratis terhadap ribuan santri tersebut akan dilakukan secara bertahap, yakni terhitung sejak hari Rabu-Kamis, tanggal 19 – 20 Mei 2021.

“Rapid akan dilakukan berbasis puskesmas yaitu setiap santri akan dilayani oleh Puskesmes di daerah domisili santri yang akan melakukan arus balik tersebut” tegas Mawardi. Selasa, (18/05/2021).

Sementara, Bupati Sumenep, Ahmad Fauzi., SH., MH., membenarkan perihal rapid tes gratis yang disetujui tersebut. Menurutnya, ribuan santri Salafiyah Syafi’iyah tersebut memang diberikan pelayanan gratis.

“Benar, tadi sudah saya setujui” tulis Bupati kepada media via whatsapp.

Menurut Fauzi, sapaan akrabnya, terdapat dua alasan mengapa digratiskan. Pertama, santri tersebut berasal dari kelas menengah ke bawah sehingga patut dibantu. Yang kedua, sebagai bentuk penghormatan terhadap kaum santri.

Dirinya menambahkan bahwa pihaknya memiliki perhatian khusus terhadap kaum santri, karena tidak hanya sekadar menjadi simbol dari kekuatan moral masyarakat, melainkan juga telah menjadi simbol kekuatan ilmu pengetahuan.

Diketahui, arus balik gelombang pertama terdiri dari klaster Ustadz/Ustadzah dengan titik kumpul keberangkatan di Sekretariat IKSASS yang dibagi dalam 2 (dua) periode keberangkatan. Sedangkan arus balik gelombang kedua terdiri dari klaster santri dengan titik kumpul di Stadion Ahmad Yani Sumenep.