Tidak hanya itu, Abdul Rajab mengaku, telah memahami apa yang di sampaikan mahasiswa kemarin, olehnya itu, barangkali dapat dijadikan sebagai pembelajaran.
“Karena saat berada di kondisi seperti itu sebagai orang tua, posisi kami barangkali menyampaikan hal-hal yang terbaik, agar ke depan adik-adik bisa menghasilkan kebijakan yang lebih baik,” sambungnya.
Kepala Desa Lasiai, Abib Al Mu’min Mapasara, menambahkan, terkait insiden kemarin, sebenarnya beberapa yang lahir di parlemem jalanan tidak ada yang melakukan hal yang seperti itu.
“Mungkin karena terdapat orang lain yang tidak memahami bagaimana di parlemen, sehingga secara spontan melakukan hal yang seperti itu,” ujarnya.
Apalagi Ia melanjutkan, jika mengkaji Permendagri No. 10 tahun 2021 tentang PPKM Makro sebenarnya dapat melakukan aksi.
Hanya saja, protokol kesehatan juga harus dipatuhi, seperti itu yang diterapkan di desa, apalagi Permendagri ini secara universal.
“Kegiatan sebenarnya bisa dilakukan dengan catatan protokol kesehatan tetap dilakukan, sehingga bisa jadi secara tidak segaja terdapat oknum, di mana saya tidak bisa mengkaji, ada yang melakukan itu,” ucapnya.
Meskipun itu Kepala Desa Lasiai kembali bilang, seperti halnya yang disampaikan sekertaris Apdesi, saat ini persoalan tersebut tidak perlu dijadikan sebagai sebuah substansi perdebatan, akan tetapi mari bersama-smaa menyikapi secara bijak.
“Mari kita menyikapi secara bijak mari mencari solusi, untuk menyelesaikan persoalan ini, sekaligus menjadi pembelajaran ke depan. Karena, kasihan jika ini menjadi wacana nasional, olehnya itu tidak perlu lagi dibesar-besarkan. Kembali marilah kita bersama-sama berpikir secara dewasa, mencari solusi agar Sinjai dapat lebih baik lagi ke depan, juga Dinas PMD bisa menggelar pilkades, begitu LPPD desa juga bisa diselesaikan,” kuncinya.
