NewsPEMDA SINJAISosial

Baznas Sinjai Kunjungi Warga Sinjai Penderita Tumor Otak

×

Baznas Sinjai Kunjungi Warga Sinjai Penderita Tumor Otak

Sebarkan artikel ini

SINJAI, Suara Jelata— Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Sinjai kembali melangsungkan aksi kemanusiaan dengan memberikan bantuan kepada warga kurang mampu dan menderita sakit. Senin, (22/11/2021).

Kali ini, Tim Baznas Sinjai dipimpin langsung oleh Wakil Ketua II, Ustadz Jalil melakukan pendistribusian kepada warga yang ada di Kelurahan Balangnipa, Kabupaten Sinjai.

Scroll untuk lanjut membaca
Scroll untuk lanjut membaca

Jalil menuturkan bahwa hal ini sebagai bentuk tanggap Layanan Aktif Baznas (LAB) saat mendapat laporan terkait kondisi warga tersebut.

“Salah satu program dari Baznas, dengan harapan dan doa semoga saja dengan kepedulian kita bisa memberikan spirit buat penerima manfaat untuk semangat sehat yang ada pada dirinya,” ungkapnya sebelum berangkat dilokasi.

Menggunakan kendaraan Dinas Penyaluran, Tim Baznas mendatangi Mustahik dengan membawa sejumlah paket bantuan berupa buah-buahan dan dana pengobatan.

Sesampai di lokasi, Tim berjumpa dengan Zulfadli (36), didiagnosa telah menderita tumor otak dan kini kondisinya cukup memprihatinkan.

Kepada Tim, Fadli bercerita bahwa dirinya didiagnosa menderita tumor setahun lalu.

“Awalnya saya memeriksakan diri di RSUD Sinjai ketika muncul sakit (menunjuk bagian kanan kepala), dan dokter bertanya ini sudah berapa tahun, karena melihat katanya tumornya sudah besar sekali, jadi saya dirujuk di Rumah Sakit Wahidin Makassar, yang awalnya saya di Rumah Sakit Hasanuddin tapi disana tidak mampu,” ungkapnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa sejak menderita sakit tersebut dirinya dianjurkan tidak memakan beberapa makanan dan hanya memakan buah-buahan.

“Selama ini hanya makan sayur dan buah-buahan saja, makan nasi tidak bisa. Hanya pisang yang menjadi makanan pokok saat ini,” katanya.

Saat ini ia yang tinggal seorang diri di salah satu Kos-kosan dan menjalani sehari-hari dengan membantu pekerjaan ringan di salah satu tempat percetakan untuk sekedar menghidupi dirinya.

“Selama menderita sakit, sudah tidak bekerja karena tidak bisa melakukan yang berat-berat, tapi untuk keseharian saya bantu di percetakan tapi bukan karyawan tetap hanya sekedar bantu-bantu, dulu saya banyak mengoperasikan komputer tapi sekarang kalau melihat lima menit terasa satu jama dan akan merasa keram bagian kepala, dan dianjurkan operasi oleh dokter tapi saya masih pertimbangkan karena resikonya,” bebernya.