KOTA TERNATE MALUT, Suara Jelata – Pemerintah Kota (Pemkot) Ternate melalui Dinas Kesehatan terus berupaya menurunkan angka kematian pada ibu hamil (Bumil) dan bayi. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan strategi penanganan risiko kehamilan dan komplikasi yang terjadi pada Bumil dan bayi. Strategi diwujudkan dengan membebaskan pelayanan kesehatan (yankes) Bumil di daerah terpencil.
Melalui rilis yang dikirim via WhatsApp ke awak media ini, Jumat (09/02/2024), Kepala Dinas Kesehatan Kota Ternate, dr. Fathia Suma, M.Kes menyebutkan, strategi ini lebih efektif dilakukan di daerah terpencil.
“Berdasarkan rujukan yang dilakukan Puskesmas Mayau Pulau Batang Dua misalnya, yang kondisi geografisnya termasuk daerah terpencil, Bumil bisa dirujuk dari daerah terisolir tersebut ke RSUD Chasan Boesoerie,” katanya.
Menurut dr. Fathia, perjalanan laut dengan menggunakan speedboat dan motor laut di tengah kondisi cuaca ekstrem bukanlah hal gampang. Meskipun dalam kondisi cuaca bagus namun tetap membutuhkan waktu dan biaya.
“Petugas Kesehatan didampingi Pemerintah Kelurahan setempat bergerak cepat dan tepat. Ini untuk terpenuhinya keselamatan sang Bumil dan bayi yang masih dalam kandungan,” ujar dr. Fathia.
Pemerintah Kota Ternate melalui Dinas Kesehatan mengambil kebijakan yang bertumpu pada sense of moral and social responsibility. Yaitu menanggung semua biaya transportasi dan akomodasi Bumil dan keluarganya, selama menjalani masa persalinan.
“Kebijakan tersebut dapat dipandang sebagai bentuk komitmen Pemkot Ternate dalam memberikan akses pelayanan kesehatan (yankes) yang prima kepada warga terpencil. Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu memberikan perlindungan dan keselamatan bagi Ibu hamil dan bayinya,” ucap dr. Fathia Suma. (Ateng)