Opini

Sula Besi, Negeri Barakat

×

Sula Besi, Negeri Barakat

Sebarkan artikel ini
Amanah Upara dan peta Pulau Sula Besi. (foto: Ateng)

Suara Jelata Sula Besi (Hai Sua) Negeri Barakat artinya “Negeri yang Diberkahi” oleh Allah. Sebelum para penjajah Eropa yakni Portugis, Spanyol, Belanda dan Jepang menginvasi (menjajah) Jazirah Maloku Kie Raha, para leluhur Sula Besi sudah memeluk agama Islam.

Makna filosofis “Barakat” yang artinya “Negeri yang Diberkahi” ini menjadi dasar semangat para panglima perang Sula Besi bergabung dengan Kesultanan Ternate untuk mengusir kolonial Portugis, Spanyol, Belanda dan Jepang dari Jazirah Maloku Kie Raha.

Scroll untuk lanjut membaca
Scroll untuk lanjut membaca

Di Sula Besi para Panglima Perang Sula menjaga kedaulatan negerinya dari penjajah kolonial serta para perompak (Tobel). Mereka para kolonial tersebut dalam melakukan invasi ke daerah-daerah jajahannya melalui jalur laut, misalnya di perbatasan Pulau Obi dan Sula Besi tepatnya di Pulau Lif Matola.

Karena kekuatan tempur Sula yang terbilang signifikan (bukan dari segi peralatan) tapi spirit juang yang tinggi dan selalu berpijak pada doa kepada leluhur dan Allah Ajza Wajalla maka penjajah dan Tobel (orang-orang yang suka memenggal kepala (lokal: ambil kepala, sumber: tetua Sula), mereka ini sulit masuk dan menaklukkan “Negeri yang Diberkahi”, Sula Besi.

Dalam catatan sejarah, kekuatan tempur yang signifikan yang dimiliki Sula Besi menjadikan negeri yang satu ini tidak ditaklukkan oleh penjajah. Ternate dan Tidore adalah dua kekuatan terbesar yang berpengaruh dan cukup disegani. Toh, sekalipun demikian Portugis dan Spanyol pernah menguasai dua kerajaan terbesar yang menjadi pusat monopoli rempah-rempah. Sula Besi juga terkenal kaya dengan rempah, cengkeh dan pala. Namun hasil rempah tersebut tidak bisa bisa dimonopoli oleh penjajah, bahkan penjajah pun sulit melakukan misi penyiaran agama di Sula Besi.

Barakat Hai Sua (Tanah yang Diberkahi Allah SWT) menurut para leluhur Sula merupakan doa. Oleh karena itu, setiap generasi muda yang merantau ke negeri orang dengan maksud mencari pekerjaan, baik sebagai calon PNS, TNI, Polri maupun di sektor swasta. Mereka ini selalu diingatkan, bahwa di manapun mereka ini berada, jangan sesekali lupa dengan negeri yang diberkahi Allah, Barakati Hai Sua.

Barakati Hai Sua dan Dad Hia Ted Sua, mari kita maknai sebagai filosofi perjuangan dalam hidup dan kehidupan. Makna filosofis dari semboyan itu juga menuntut kita untuk bersatu sebagaimana halnya para leluhur bersatu mengusir penjajah dan perompak.

Semboyan itu dimaknai juga sebagai pesan bijak untuk anak cucu negeri Sula Besi, bersatu bersama membangun Sula yang maju adil dan sejahtera. Pesan leluhur dalam semboyan tersebut tidak harus menjadi pemanis bibir (lip service), tapi perlu pemaknaan secara mendalam dan terimplementasi kongkrit dalam kehidupan masyarakat baik sosial, keagamaan maupun dalam berpemerintahan. (*)

Penulis:
Amanah Upara
Ketua MPO DPD Partai Golkar
Maluku Utara