Makassar,– Ratusan pemuda dan mahasiswa Kabupaten Sinjai yang saat ini menempuh pendidikan di Makassar, berkumpul pada Minggu malam, 3 November 2024. Royal Cafe di Jalan Aroepala, penuh sesak oleh kaum muda.
Koordinator Jaringan Pemuda dan Mahasiswa Sinjai, Aspar menuturkan, semua yang hadir adalah putra-putri Sinjai. Ini adalah hasil dari analisis panjang yang kemudian berujung pada penentuan pilihan.
“Kita berada di sini, menyatukan visi, untuk perubahan di daerah kita tercinta,” tutur Aspar.
Dia menambahkan, dalam sejarah, perubahan bangsa ini selalu dimulai dari kalangan pemuda dan mahasiswa. Itu juga yang diharapkan terjadi di tanah kelahiran mereka.
“Jangan pernah membiarkan gagasan kita terbeli dengan materi. Kita harus memilih paslon yang paling layak. Siapa itu? Kami sudah menemukannya, yakni pasangan nomor urut 1, MAIKI, Muzayyin Arif dan A Ikhsan Hamid,” pekik Aspar.
Muzayyin yang baru tiba dari Sinjai pun hadir. Dia mengungkapkan kesyukurannya kepada Allah Swt. Karena dalam proses pilkada, bisa terhubung dengan generasi muda. Pemuda dan mahasiswa Sinjai yang ada di Makassar.
“Ini momen saling mengenal. Kita dari satu generasi yang sama. Kita mendapat keistimewaan dari Allah, lahir dari tokoh-tokoh dan masyarakat Sinjai. Mari saling bekerja sama,” ucap mantan wakil ketua DPRD Provinsi Sulsel itu.
Muzayyin menegaskan, hal paling urgen di Sinjai saat ini adalah perubahan. Selama lima bulan ini, dia keliling 80 desa dan kelurahan di Sinjai. Hasilnya, menurut dia, potensi daerah luar biasa.” “Sebenarnya kita tidak diuntungkan secara geografis karena berada di pesisir timur Sulawesi Selatan. Tapi, dengan semua keterbatasan itu, kita punya keistimewaan. Alam yang indah dan kaya. Itulah yang akan kita maksimalkan,” ucapnya.
Dia menambahkan, angkatan kerja di Sinjai saat ini lebih dari 135 ribu. Lebih dari 50 persen dari jumlah penduduk. Jadi jika 2030 diprediksi sebagai tahun bonus demografi Indonesia, itu justru sudah terjadi di Sinjai saat ini.
“Saya juga mau sampaikan, kelebihan kita orang Sinjai itu cerdas-cerdas. Dari Bumi Panrita Kitta. Tak heran jika guru-guru besar di Unhas, UNM, dan kampus lain di Makassar berasal dari Sinjai” tegas pria 42 tahun itu.
Pertemuan tersebut ditutup dengan deklarasi dukungan Jaringan Pemuda dan Mahasiswa Sinjai kepada paslon MAIKI. Kemudian ikrar untuk bersama memenangkan pasangan nomor urut 1.
Para pemuda dan mahasiswa Sinjai ini berasal dari seluruh kecamatan di daerah yang identik dengan ikon kuda itu.
Para pemuda dan mahasiswa juga memberikan buku rangkuman usulan dan gagasan untuk dijalankan MAIKI jika terpilih.
Muzayyin menyatakan siap melaksanakan seluruh usulan dan gagasan anak muda Sinjai tersebut. Dia menyebut itu sebagai amanah. Dalam kegiatan itu, beberapa anak muda mengajukan pertanyaan dan pernyataan kepada Muzayyin. Panitia menyebut ini mirip agenda Desak Anies pada Pilpres lalu. Makanya layak diberi sebutan “Desak Muzayyin”.
Dengan deklarasi tersebut, dukungan kaum muda untuk pasangan MAIKI terus bertambah. Sudah puluhan kelompok gen Z dan milenial yang menyatakan bergabung.
Data menarik, komposisi pemilih di Kabupaten Sinjai didominasi usia muda, dengan jumlah pemilih milenial 58,85 persen. Sebelumnya, KPU Sinjai mengumumkan jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) untuk pilkada 27 November mendatang adalah 197.158 jiwa.
Survei terbaru Pilkada Sinjai 2024 dirilis PT Langkasa Global Media Komunikasi (LG Medkom), Selasa, 22 Oktober 2024 menunjukkan dukungan milenial dominan mengarah ke Muzayyin-Ikhsan.
Sinjai Got Talent
Pendidikan menjadi salah satu sektor prioritas dalam visi-misi bakal calon bupati dan wakil bupati Sinjai, Muzayyin Arif dan A Ikhsan Hamid.
Menurut Muzayyin, pendidikan adalah hal paling fundamental jika ingin berbicara kemajuan sebuah daerah. Tak akan ada kemajuan tanpa pendidikan yang berkualitas.
Salah satu terobosan yang ingin dijalankan MAIKI ini adalah program 1.000 cendekiawan baru. Dinamakan Sinjai Got Talent. Program beasiswa dari pemerintah daerah namun dengan konsep yang lebih segar.
Muzayyin menjelaskan, jika selama ini beasiswa identik untuk mereka yang tidak mampu, beasiswa ini justru untuk anak-anak yang mampu.
“Mampu dalam artian mampu dari sisi kapasitas intelektual. Mereka yang berprestasi dan juga berbakat pantas mendapatkan apresiasi dan bantuan dari pemerintah daerah,” ucap Muzayyin.
Muzayyin menambahkan, jika ada 1.000 cendekiawan baru yang bisa dibina, efek positifnya untuk daerah akan luar biasa. “Makanya pemda harus menjadi sponsor tunggal dari beasiswa itu. Agar nanti setelah selesai pendidikannya, para cendekiawan muda kita itu akan pulang mengabdi untuk daerahnya,” timpal Muzayyin.
Dia mendambakan para penerima beasiswa itu berasal dari basis keterampilan dan bidang yang beragam. Ada yang jago pertanian, perikanan, peternakan, digital marketing, ilmu agama, olahraga, dan bidang-bidang lainnya.
Bagi Muzayyin, sebutan Bumi Panrita Kitta, tidak hanya spesifik kepada bidang agama. Namun semua bidang dan ilmu pengetahuan. (*)