MAGELANG JATENG, Suara Jelata – Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) siswa-siswi MI Ma’arif Nurul Huda yang berlokasi di Dusun Seketi, Desa Butuh, Kecamatan Sawangan Kabupaten Magelang sementara dipindah di serambi masjid dusun setempat. Hal itu karena lantai ruang kelas dan ruang guru madrasah tersebut mengalami amblas beberapa waktu lalu, Kamis (28/11/2024).
Kerusakan dua ruang tersebut sangat serius, akibat hilangnya sebagian tanah di bawah ruangan tersebut. Hilangnya tanah yang ada di bawah ruangan disebabkan oleh kerusakan gorong-gorong yang tergerus arus air.
Terkait hal itu, MI Ma’arif Nurul Huda kini kesulitan melakukan renovasi karena terbatasnya dana. Sehingga hal itu menjadi kendala serius untuk memperbaiki bangunan tersebut.
Selain ruang Kelas 1 dan ruang guru dua ruang kelas lainnya yakni Kelas 3 dan ruang Kelas 5, yang berada di atas ruang Kelas 1 turut terancam amblas atau roboh. Dua ruang kelas itu sangat berisiko tinggi karena ruang Kelas 1 di bawahnya tidak mampu menahan beban. Apabila kondisi ini jika dibiarkan akan berdampak buruk bagi keselamatan siswa maupun lingkungan sekolah.
Kerusakan lantai ruang kelas itu tidak hanya mengganggu pemandangan dan kenyamanan penghuni kelas, tapi juga dapat membuat siswa terancam keselamatannya. Karena sewaktu-waktu bisa saja bertambah amblas, bahkan dapat mengakibatkan gedung roboh.
Kepala MI Ma’arif Nurul Huda Indra Setiawan, saat dikonfirmasi awak media pada Kamis (28/11/2024) mengatakan, pembangunan madrasah ini didirikan pada tahun 1980. Sedangkan ruang kelas dan ruang guru yang dibangun sejak tahun 2000 kini dalam keadaan memprihatinkan.
Menurut Indra, pihaknya melakukan upaya untuk memperbaiki ruangan itu meskipun perbaikan dilakukan dengan kemampuan yang ada saat ini.
“Namun, tanpa bantuan dan perhatian lebih renovasi terancam tertunda lebih lama,” ujar Indra.
Saat ini ruang guru dipindahkan ke gedung yang bersebelahan dengan toilet. Kondisi ini tentu mempengaruhi kenyamanan para guru. Namun lebih kasihan bila para siswa yang dipindah di ruang itu, maka sementara ini kegiatan belajar mengajar dipindah di serambi masjid dusun setempat.
Indra khawatir jika siswanya dipaksakan untuk belajar di kelas itu, sangat berisiko karena bisa saja hal buruk terjadi sewaktu-waktu, seperti risiko robohnya ruang yang mengancam keselamatan para siswa.
“Saya khawatir ini ruangan akan ambruk pada saat siswa sedang belajar,” ujarnya kepada awak media.
Ia berharap pemerintah, alumni, wali murid dan berbagai pihak terkait, dapat merespon dengan kondisi MI Ma’arif Nurul Huda ini. Karena jika dibiarkan berlarut-larut maka akan terjadi sesuatu yang tidak diharapkan bagi keselamatan siswa.
Indra berharap ruang kelas yang amblas bisa direnovasi lebih layak untuk keamanan, kenyamanan dan keselamatan siswa saat mengikuti kegiatan belajar mengajar.
“Kami berharap agar kondisi ini mendapatkan perhatian lebih dari pihak terkait, agar siswa dapat kembali belajar dengan nyaman di ruang kelas yang aman dan layak,” harap Indra.
Menanggapi kondisi memprihatinkan yang terjadi di MI Ma’arif Nurul Huda, Kepala Desa Butuh, Suharyanto, menyatakan keprihatinannya atas kerusakan serius yang menimpa bangunan sekolah tersebut.
“Saya sangat menyayangkan kondisi yang dialami oleh MI Nurul Huda, khususnya ruang kelas yang amblas. Ini menjadi perhatian kami, karena dampaknya tidak hanya terhadap kenyamanan proses belajar mengajar, tapi juga membahayakan keselamatan siswa,” ujarnya pada awak media ini, Kamis (28/11/2024).
Suharyanto menambahkan bahwa pihak Pemerintah Desa Butuh sudah mengetahui permasalahan ini dan telah berupaya mengoordinasikan dengan pihak terkait.
“Kami sudah berkomunikasi dengan pihak madrasah dan instansi terkait, serta berusaha mencarikan solusi terbaik agar perbaikan segera dilakukan. Kami berharap ada perhatian lebih dari pemerintah daerah maupun pihak lainnya untuk membantu renovasi madrasah ini,” katanya.
Kepala Desa Butuh juga menyatakan bahwa pihaknya akan terus memantau perkembangan kondisi MI Ma’arif Nurul Huda. Serta mendukung upaya perbaikan yang sedang dilakukan oleh pihak madrasah, meski dengan keterbatasan dana yang ada.
“Kami tidak bisa berdiri diam melihat kondisi ini. Jika perlu, kami akan berusaha mencari bantuan dari berbagai sumber, baik dari pemerintah maupun masyarakat, untuk memperbaiki kerusakan ini,” tegas Suharyanto.
Ia berharap kondisi ini bisa segera mendapatkan perhatian lebih, sehingga anak-anak di Dusun Seketi dan sekitarnya dapat kembali belajar dengan nyaman dan aman di ruang kelas yang layak.
“Kami tidak ingin ada hal-hal yang tidak diinginkan terjadi. Keamanan dan keselamatan anak-anak adalah prioritas kami,” tutup Suharyanto. (Nar)