Opini

Pendidikan Sebagai Alternatif Penyadaran Massa

×

Pendidikan Sebagai Alternatif Penyadaran Massa

Sebarkan artikel ini
Penulis
Penulis

OPINI, Suara Jelata — Pendidikan merupakan alat penyadaran massa, pendidikan adalah alat perjuangan untuk merebut takdir sebagai bangsa yang bermartabat.

Untuk mewujudkan Negara yang baik terhadap rakyat, untuk mewujudkan Negara yang produktif, untuk mewujudkan Negara yang mampu mensejahterakan rakyat.

Scroll untuk lanjut membaca
Scroll untuk lanjut membaca

Serta mewujudkan Negara yang tidak represif terhadap rakyat adalah salah satunya dengan menggratiskan pendidikan.

Pendidikan adalah salah satu aspek fital Negara, pendidikan adalah salah satu aspek yang harus didapatkan oleh rakyat dari kalangan elit, kalangan menengah dan bawah.

Pendidikan harus geratis. Apakah dengan pendidikan gratis itu sudah cukup tentu tidak cukup, pendidikan harus berteknologi tinggi.

Pendidikan harus feminis dan pendidikan harus berwatak ekologis, lalu kita bisa melihat seberapa penting elit yang memikirkan pendidikan di Indonesia.

Seberapa mayoritas rakyat Indonesia yang merasakan pendidikan yang layak di Negara kita.

Kita pahami bersama bahwa pengganguran di Indonesia semakin meningkat bahkan banyak sarjana-serjana tidak menikmati pekerjaan yang layak yang bisa didapatkan oleh mereka.

Apakah ini adalah wujud Negara yang peduli terhadap rakyat, apakah ini adalah wujud Negara yang memikirkan kemajuan tenga produktif rakyat, tentu tidak.

Lalu apa yang kita lakukan ketika Negara tidak memberikan pendidikan gratis atau Negara tidak memberikah hak bagi rakyat untuk mendapatkan pendidikan yang layak.

Hal ini merupakan tugas yang sangat penting bagi kita semua dan tugas penting bagi rakyat secara keseluruhan.

Sementra bisa kita lihat di beberapa daerah represifitas aparat Negara makin membabi buta makin brutal makin tidak peduli dengan rakyat.

Oleh karna itu kita tidak bisa percaya lagi terhadap karakter elit, kita tidak bisa percaya lagi terhadap militerisme yang hanya menculiki dan hanya menembaki rakyat.

Hanya mengancam rakyat ketika rakyat menuntut haknya untuk mendapatkan secercah kesejahteraan yang itu telah diambil alih oleh elit politik yang berkongkalikong dengan pengusaha suasta, pengusaha dalam negri dan kapitalis kapitalis Asing.

Ketika dengan kondisi seperti ini apakah kita masih punya harapan untuk bersandar terhadap karakter elit.

Oleh: Ar. Rahman

-Tulisan ini adalah tanggung jawab penuh penulis.