LUWU, Suara Jelata– Sagu merupakan tepung atau olahan yang diperoleh dari pemrosesan teras batang rumbia atau pohon sagu.
Dalam proses pembuatan tepung sagu, pohon sagu ditebang dan dikupas kulitnya dan dipotong-potong, batang sagu yang akan diolah menjadi tepung dihancurkan dulu.
serbuk kayu tersebut ditempatkan di pelepas sagu kemudian di diberi udara sambil diremas-remas menggunakan tangan.
Di bagian bawah pelepah diletakkan saringan seperti kain untuk serat kayu yang akan dikembalikan ke pelepah sagu untuk diremas remas kembali.
Proses ini dilakukan untuk mendapatkan pati sagu. Tepung sagu tersebut dikumpulkan kemudian dimasukkan ke dalam karung.
Sagu sendiri menjadi salah satu mata pencaharian warga masyarakat di Desa Lura Sengah, Kecamatan Belopa, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan.
Terlihat di sepanjang jalan poros Desa Lura Sengah, Kecamatan Belopa, Kabupaten Luwu, toko atau kedai yang menjajakan tepunh sagu.
Salah satu penjual sagu di Desa Lura Sengah, Ariati, mengatakan mata pencaharian masyarakat disini dari hasil alam yakni pohon sagu.
“Kami disini rata-rata menjual sagu. Sagu sendiri kami ambil dari hutan, dimana pohon sagu dihutan itu banyak sekali” katanya.
Lanjut Ariati menjelaskan, tepung sagu sendiri banyak digunakan sebagai bahan makanan seperti kapurung dan bahan pembuatan kue.
“Sagu banyak kegunaannya, bisa dijadikan kapurung dan bahan untuk membuat kue” jelasnya.
Ia menambahkan, dari penghasilan menjual sagu, Ariati mampu menyekolahkan 2 anak-anaknya.
“Harga perkilonya Rp. 10.000. Alhamdulillah saya bisa menyekolahkan anak saya dari hasil menjual sagu” kuncinya.
Takwa Ainun