MAKASSAR, Suara Jelata— Dalam rangka menolak omnibus law serta menuntut pendidikan gratis dan kesehatan gratis di tengah pandemi COVID-19 ini.
Hal itu yang menjadi poin besar mengapa Aliansi Mahasiswa Makassar (AMM) bersama Aliansi Pelajar Makassar (APM) melakukan aksi, kata Jenderal Lapangan (Jenlap) Aris. Kamis, (20/08/2020).
Aksi kali ini terlihat massa melakukan parade di jalan Urip Sumoharjo melewati Fly Over menuju Jalan A P Pettarani, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan.
Mereka longmarch sembari bersorak “tolak tolak tolak omnibus law” mengikuti pukulan drum yang dibawa oleh massa aksi, membuat semangat para pendemo terus terbakar.
Mahasiswa dan pelajar ini membentuk barisan yang apik dengan dikelilingi garis batas, “Agar aliansi tidak disusupi oleh orang yang tidak terindentifikasi,” kata salah satu pendemo saat ditemui awak media.
Aris mengaku bahwa aliansinya sering dilihat sebagai bagian dari kelompok Anarko sehingga rentan direpresi oleh pihak keamanan.
“Jika kami dianggap sebagai bagian dari Anarko, maka anda salah besar. Kami tidak ada hubungannya sama sekali dengan Anarko. Gerakan kami murni untuk suara rakyat yang tengah terpuruk dihantam krisis, kami murni menolak omnibus law sepenuhnya,” tuturnya.
Selain itu, Anwar selaku Humas aliansi mengatakan bahwa hal ini untuk mendesak negara, utamanya dalam rezim Presiden Joko Widodo karena kebijakan yang lahir di priodenya sangat tidak berpihak kepada rakyat.
“Utamanya RUU omnibus law, sangat jelas kebijakan itu untuk oligarki, investor. Dan, sama sekali bukan untuk rakyat, bukan untuk mahasiswa, bukan untuk buruh, dan untuk rakyat kelas tertindas lainnya,” ujarnya, Kamis, (20/8).
Lanjut, kata Anwar, padahal sebelumnya pada 24 September 2019 lalu, ada aksi reformasi dikorupsi yang dilatarbelakangi atas lahirnya kebijakan-kebijakan yang tidak pro rakyat.
“Misal UU Minerba, UU KPK, UU Pendidikan Tinggi, RUU Ketahanan Keluarga, RUU Pertanahan. Hal itulah yang memancing amarah mahasiswa dan rakyat turun ke jalan, yang berujung tetap disahkan oleh negara meski kawan-kawan kami di berbagai daerah di Indonesia ada yang kehilangan nyawa di tangan aparat polisi,” jelasnya.
Humas menambahkan, mahasiswa bersama pelajar akan konsisten untuk terus mengawal kebijakan ini, “Jegal sampai gagal. Ini untuk orang tua mahasiswa yang bekerja sebagai petani, buruh, dan nelayan,” ungkapnya.
Sementara itu, dia pula mengajak secara terbuka kepada seluruh elemen rakyat, utamanya di Makassar untuk turun ke jalan melakukan aksi demonstrasi.
“Perjuangan kita adalah untuk rakyat, karena kami menyadari bahwa negara sedang dirasuki kepentingan ekonomi yang tidak berpihak pada rakyat,” kuncinya.
Tim SJ