NewsPEMDA SINJAI

Hore New Normal, Destinasi Wisata di Sinjai Sudah Dibuka, Refreshing Yuk!!!

×

Hore New Normal, Destinasi Wisata di Sinjai Sudah Dibuka, Refreshing Yuk!!!

Sebarkan artikel ini

SINJAI, Suara Jelata—Geliat pariwisata di Bumi Panrita Kitta sudah mulai terasa. Sejumlah destinasi wisata sudah kembali menerima kunjungan, seiring diperbolehkannya objek wisata di Kabupaten Sinjai untuk dibuka, di tengah pandemi corona virus disease atau covid-19.

Scroll untuk lanjut membaca
Scroll untuk lanjut membaca

Pantauan di salah satu destinasi wisata pada Sabtu (22/8/2020), di Hutan Mangrove Tongke-Tongke Kecamatan Sinjai Timur mulai ramai dikunjungi wisatawan.

Tempat ini cocok bagi masyarakat yang ingin berekreasi setelah lama tinggal di Rumah. Berbagai aktivitas bisa dilakukan di tempat itu.

Sedangkan untuk masuk dalam kawasan hutan mangrove ini, pengunjung dikenakan biaya masuk Rp. 5.000 untuk dewasa, dan Rp. 3.000 untuk anak-anak.

Adapun fasilitas lainnya yaitu Tracking Mangrove, Kantor Pengelola, Study Mangrove, Musala, Kios dan Play Ground. Ada juga Souvenir Shop, Cafetaria, Menara Pengawas, Cottage, Dermaga Wisata Perahu, Dermaga Utama, Area Pemancingan, serta Area Pembibitan.

Anjungan atau dermaga kayu yang terdapat di tempat ini menjadi salah satu spot favorit pengunjung melakukan swafoto dengan latar hutan bakau.

Pengunjung bisa menyusuri kawasan hutan mangrove yang luas area 786 hektar dengan menggunakan perahu.

Pengelola retribusi di obyek wisata tersebut, Mutmainnah mengatakan bahwa Hutan Mangrove Tongke-Tongke mulai dibuka sejak Jumat (21/8/2020) kemarin.

“Alhamdulillah antusias pengunjung sangat baik, terbukti hari pertama dibukanya tempat ini ada 300 pengunjung yang datang ke lokasi ini. Bukan hanya wisatawan lokal tapi ada yang dari Makassar, Bone Maros, Bulukumba dan Gowa” katanya.

Meski demikian kata Mutmainnah, para pengunjung yang ingin memasuki kawasan wisata ini diwajibkan untuk terlebih dahulu mencuci tangan, menjaga jarak
dan mewajibkan pengelola serta pengunjung wisata untuk memakai masker selama berada dikawasan wisata tersebut.

“Bagi wisatawan yang kedapatan tidak menggunakan masker tidak diperkenankan masuk dan segera diminta untuk membelinya ditempat yang sudah disediakan,” tambahnya.

Salah seorang Pengunjung asal Makassar, Andi Supardi Syam mengaku senang dengan dibukanya kembali obyek wisata yang selama beberapa bulan terakhir ditutup karena pandemi Covid-19.

“Obyek wisata ini sangat bagus untuk dijadikan sebagai tempat rekreasi bagi keluarga apalagi selama pandemi ini kita kebanyakan tinggal di rumah sehingga dengan dibukanya kembali bisa menghilangkan kepenatan dan tentu juga bisa memulihkan kondisi ekonomi saat ini, ” katanya.

Sementara itu Kepala Bidang Pemasaran Pengembangan Wisata Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Sinjai Andi Dewi Angraini mengatakan bahwa animo masyarakat untuk berkunjung di tempat wisata di Sinjai sangat tinggi.

“Ahamdulillah, luar biasa animo masyarakat berkunjung ke obyek wisata di Sinjai. Apalagi selama ini mereka lama menantikan terbukanya obyek wisata, sehingga kunjungan pasca dibukanya disambut gembira dan tetap menerapkan protokol kesehatan covid-19,” katanya.

Dengan dibukanya kembali obyek wisata di Sinjai, pemulihan ekonomi segera teratasi akibat pandemi virus covid-19 dan pariwisata kembali menggeliat.

Salah satu yang ditemui, Ira, dia merupakan penjual yang menjajakan dagangannya disekitar areal Wisata, menurutnya beberapa waktu dirinya sempat mengeluh karena tidak adanya penghasilan akibat Covid-19.

“Namun karena daerah Wisata telah dibuka, maka pendapatan kembali ada, untuk kebutuhan sehari-hari,” bebernya.

Diketahui sebelumnya, Bupati Sinjai Andi Seto Asapa telah mengeluarkan surat edaran nomor 40 tahun 2020 tentang pembukaan kembali obyek wisata dalam tatanan new normal di Kabupaten Sinjai.

Desa Tongke-tongke merupakan salah satu dari lima desa di wilayah pesisir Kabupaten Sinjai, Sulawesi Utara. Desa Tongke-Tongke namanya sempat menasional ketika penghargaan bidang lingkungan yakni Kalpataru.

Dipilihnya objek wisata tersebut karena dapat mengitari hutan bakau yang luasnya sekitar 173,5 hektare, melewati jalan yang terbuat dari kayu.

Pengunjung juga bisa mengamati keindahan fauna seperti serangga, ular pohon, kelelawar, burung bangau, burung belibis.

Izhar