NasionalNewsTravel

Wisata Baru di Jeneponto, Hutan Pinus Pacumikang Romantis dan Ramah di Kantong

×

Wisata Baru di Jeneponto, Hutan Pinus Pacumikang Romantis dan Ramah di Kantong

Sebarkan artikel ini

Laporan: Anisa Angreni, Mahasiswa universitas muhamadiyah Makassar

JENEPONTO, Suara Jelata—Di daerah ini, ada satu destinasi wisata yang belum hits. Namanya Hutan Pinus Pacumikang. Setiap pekan, ada saja yang berlibur ke hutan pinus ini yang berlokasi di Desa Jenetallasa, Kecamatan Rumbia, Jeneponto.

Scroll untuk lanjut membaca
Scroll untuk lanjut membaca

Suasana di obyek wisata baru ini,  udaranya yang sejuk menciptakan nuansa  yang menenangkan dan romantis.

Jaraknya hanya satu jam perjalanan dari pusat Kota Jeneponto, sekitar 46 Km melalui jalan berkelok-kelok. Obyek wisata ini mulai dibuka untuk umum sejak 1-11-2020 .

Kala itu dikelola Komunitas Kelompok Pemuda Rumbia. Namun pasca kegiatan Kemah Buku Kebangsaan (KBK) ke dua, pengelolaannya kemudian dialihkan ke kelompok masyarakat setempat hingga kini.

Wisata alam hutan pinus di Jeneponto ini terbilang baru tapi mulai dipadati wisatawan yang berdatagan ke lokasi untuk bermalam sambil mendirikan tenda atau camping.

Qudratullah, salah seorang pemuda Rumbia kepada media akhir Desember 2020 mengatakan, hutan pinus yang ada di Pacumikang Jeneponto ini suasananya hampir sama di Malino Gowa.

“Kita mengelola wisata Hutan Pinus Pacumikang dengan harapan  masyarakat lebih sadar dalam menjaga lingkungan dengan tidak menebang pinus sembarangan.” katanya.

Awalnya hutan pinus ini di tunjukan sebagai lindung serta penghasilan getah untuk pembuatan terpitin dan gondokkerun.

Setiap pekan pengunjung yang datang baik untuk sekedar berfoto ataupun berkemah.

Berwisata ke lokasi ini  cukup ramah kantong. Setiap pengunjung hanya membayar Rp 5.000. Makanan dan minuman yang dijual pelapak di sana juga terbilang murah. Soal fasilitas juga masih kurang.

Panorama alam hutam pinus menjadi sunguhan utama di wisata ini, banyak pohon pinus yang tinggi dan rindang menjadikan kawasan ini sangat asri.

Pastinya bikin betah berlama-lama, belum lagi akan di tempatkan  aneka spot foto yang di buat oleh para pemuda desa setempat

Sarana itu membikin pegunjung semakin senang melakukan aktivitas berswafoto dapat juga membwa hammock untuk di kaitkan pada batang pohon pinus pasti asyik untuk bersantai.

Hutan pinus ini bisa dibilang merupakan objek wisata yang tak pernah sepi pengunjung, terutama di masa liburan, jajaran pinus ini begitu indah, bisa teman trapeling nikmati udara sejuk.

Tak jarang orang-orang memanfatakan destinasi ini sebagai lokasi perkemahan atau melaksanakan kegiatan kampus, organisasi, komunitas, dan lainnya.

Hutan pinus ini termasuk salah destinasi favorit lantaran keasrian alamnya masih terjaga.udaran disisni juga masih sangat sejuk,tak herang jika kawasan ini di padati pengunjung di masa liburan dan akir pekan.

“Saya betah berlama-lama di sana dengan cuaca yang sejuk, terlebih di musim kemarau. Berbagai hal juga bisa dinikmati. Ada pentas musik, jelajah alam dan lainnya.” bebernya.

Sayangnya jalannya belum semuanya bagus jadi masih harus jalan kaki dan lumayan banyak rintagan yang harus di lalui seperti bebatuan, jalan licin,serta jarak tempuh yang di lalui jalan kaki yg lumayan jauh untuk masuk di obyek wisata hutan pinus.

Tapi untuk ukuran berwisata alam, mudah-mudahan pemerintah bisa memperhatikan obejek wisata yang baru ini, karena ini seperti pohon pinus malinojika di perhatikan.

Kelebihan yang dimiliki tempat ini adalah para wisatawan dapat menikmati suasana alam pegunungan yang indah, matahari terbit langsung dari dataran tinggi.

Pemandangan pohon pinus indah lainnya yang eksotis, mendapat pengalaman baru, ilmu baru dan dapat menjalin pertemanan dengan para wisatawan lain.

Disisi lain, wisata pohon pinus ini memiliki kekurangan yaitu pengunjung tidak bisa menjaga lingkungan sehingga banyak sampah yang berserakan di sekitar tempat wisata, akses jalan  yang rusak.

(*****)