Setelah merasa diterima, Astuti rela meninggalkan keluarganya dan kampung halamannya di Pulau Sembilan, demi menghilangkan rasa bosan sekaligus agar mendapatkan pemasukan.
Meskipun, kata Astuti orang tuanya sebenarnya sempat melarang untuk bekerja. Namun Dia juga bersikukuh untuk tetap bekerja, apalagi Dia merupakan anak pertama dari tiga bersaudara.
“Saya beberapa kali mencari pekerjaan, namun belum berhasil, hingga pada akhirnya saya memilih dan diterima menjadi karyawan yang setiap harinya harus berjualan bunga, dari pagi sampai sore dari jam 08.00 sampai jam 17.00 Wita,” ucapnya dengan suara bergetar.
Lebih lanjut Dia mengungkapkan, mulai berjualan bunga itu sejak bulan April 2021, pada saat awal-awal berjualan Dia bilang dalam sehari pendapatannya bisa mencapai Rp3 juta.
Namun setelah lebaran pelanggannya sedikit demi sedikit mulai berkurang, sehingga pendapatannya biasa tidak mencapai Rp1 juta dalam sehari. Apalagi, lebih banyak di antaranya, pengguna jalan hanya sekadar singgah untuk bertanya.
“Saya bersyukur karena Bos yang mempekerjakan saya, memperbolehkan saya untuk tinggal di rumahnya, segala kebutuhan saya dipenuhi utamanya soal makan. Di mana, sebelum berangkat untuk berjualan, saya terlebih dahulu sarapan, sedangkan untuk makan siang, biasanya Bos saya mengantarkan bekal ke lokasi jualan saya,” ungkapnya.