SINJAI, Suara Jelata—Salah satu peserta aksi Aliansi Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sinjai (UMSi) tersulut emosi saat menyampaikan aspirasinya di Ruang Rapat Kantor DPRD Sinjai.
Dengan berapi-api kesal dan tidak terima dengan adanya pernyataan salah satu legislator bernama Wahyu yang mengatakan perguruan tinggi yang ada di Sinjai nilainya hanya diselesaikan di Warkop.
Saat menyampaikan aspirasinya mantan Mahasiswa UMSi yang belakangan diketahui namanya Haerul ini memukul meja hingga pecah.
Akibatnya tangannya ikut terluka dan berdarah, dia pun kemudian menuturkan jika darah yang keluar ini merupakan bukti perjuangan yang mesti digelorakan Mahasiswa.
“Saya sebagai mantan Mahasiswa kecewa dengan pernyataan Wahyu itu,” bebernya.
Karena itu, beberapa Polisi dari Polres Sinjai kemudian membawanya keluar dari Ruangan.
Dan memintanya untuk mengobati luka di tangannya akibat terkena pecahan kaca.
Sekretaris Dewan DPRD Sinjai, Janwar, menuturkan terkait adanya aset DPRD yang rusak dirinya menganggap itu soal biasa.
“Meja kaca yang pecah, kalau melaporkan keranah hukum belum ada pikiran kesana,” terangnya.
Hari ini, seratusan Mahasiswa dari Aliansi Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sinjai (UMSi) mendatangi kantor DPRD Sinjai. Selasa, (28/12/202).
Tidak tanggung-tanggung dua belas (12) elemen Mahasiswa dari organisasi HMJ dan UKM UMSi tergabung dalam aksi ini.
Jendral Lapangan aksi, Arditama mengatakan, aksi unjuk rasa dilakukan lantaran adanya statement salah seorang oknum anggota DPRD Sinjai yang diduga mencederai marwah akademisi.
Statement tersebut katanya dilontarkan Wahyu pada rapat dengar pendapat (RDP) yang dilakukan Komisi 1 DPRD Sinjai terkait aspirasi beasiswa pemerintah daerah yang dianggap tidak sesuai mekanisme oleh mahasiswa 1 Desember 2021 lalu.
Mahasiswa menganggap statement yang dilontarkan kuat dugaan memihak dan membanding-bandingkan kualitas akademisi lokal Sinjai dengan yang ada di Makassar.
Statement yang pertama kurang lebih seperti ini “Perguruan Tinggi yang ada di Kabupaten Sinjai, Nilai mahasiswa bisa di berikan di warkop saja”.
Kedua “Perguruan Tinggi Akademisi yang ada di Makassar beda dengan di Kabupaten Sinjai”.
“Ini jelas jelas mencederai marwah Akademisi khususnya mahasiswa Sinjai yang kuliah di kabupaten Sinjai,” ujarnya.
Statement ini kata dia, menunjukkan perilaku tidak pantas atau tidak patut yang dapat merendahkan citra dan kehormatan DPRD.
Olehnya itu, ia mendesak Badan Kehormatan (BK) DPRD Sinjai untuk menindaklanjuti persoalan ini, sebab hal ini dianggap sangat fatal karena mencoreng marwah pendidikan di Bumi Panrita Kitta’ sebutan daerah kabupaten Sinjai.
Mereka ditemui langsung oleh Ketua Komisi I DPRD Sinjai, Nur Alam dan Dewan Kehormatan DPRD Sinjai, Musawir di Ruang Penerimaan Aspirasi DPRD Sinjai.
“Hari ini kami terima aduan teman-teman, dan kami siap menindaklanjuti sesuai aturan dan perundang-undangan kepada yang bersangkutan,” pungkas Muzawwir.