KOTA TERNATE MALUT, Suara Jelata – Sebagai Sekolah Adiwiyata dan Sekolah Ramah Anak (SRA), SMP Negeri 7 Kota Ternate diberikan kepercayaan oleh Pemprov Maluku Utara dan Pemkot Ternate sebagai Duta dalam ajang penilaian Sekolah Adiwiyata dan Standarisasi Sekolah Ramah Anak Tingkat Nasional.
Dengan keikutsertaan SMP Negeri 7 Kota Ternate diharapkan bisa meraih predikat terbaik guna menambah status Sekolah Adiwiyata dan Sekolah Ramah Anak yang berlisensi nasional. Diketahui, saat ini Maluku Utara hanya memiliki satu sekolah tingkat SMP yang berada di Kota Tikep dengan predikat tersebut.

Disambangi awak media ini, Jumat (24/02/2023), Kepala SMP Negeri 7 Ternate, Udin Kuka, S.Pd, M.M. menjelaskan, sekolahnya diberikan kepercayaan oleh Pemprov dan Pemkot. Ia menambahkan, rencananya dalam interval beberapa bulan ke depan, Tim dari Kementerian terkait yakni Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) juga Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KP3A) bakal turun ke sekolah dalam rangka melakukan penilaian.
Terkait persiapan, sekolah yang beralamat di Jalan Ki Hajar Dewantara, Kelurahan Takoma, Kecamatan Ternate Tengah, Kota Ternate itu saat ini intens melakukan pembenahan. Tidak sebatas melibatkan internal sekolah, Dinas Lingkungan Hidup dan DP3A Kota Ternate siap sedia melakukan pendampingan untuk itu.
“Beberapa item penilaian yang bakal dinilai oleh tim, menjadi fokus perhatian kami. Item penilaian tersebut tidak hanya terkait segi fisik bangunan, tapi juga terkait aspek lingkungan,” urainya.
“Secara spesifik lingkungan sekolah harus memiliki kriteria 6K, yakni Keamanan, Kenyamanan, Kerindangan, Kesejukan juga Kebersihan dan Ketertiban. Selain itu ketersediaan Bank Sampah juga adalah bagian dari item penilaian,” lanjutnya.
Ia juga menambahkan, intinya Sekolah Adiwiyata dan ramah anak itu memiliki keterhubungan antar keduanya. Harapannya, SMP Negeri 7 Kota Ternate bisa meraih predikat terbaik dan mampu mengharumkan nama baik daerah.
SMP Negeri 7 saat ini juga telah memiliki 6 pojok baca. Space (ruang) pojok dalam bentuk gazebo ini juga dilengkapi lemari buku, dengan kategori buku fiksi dan non fiksi.
Selain pojok baca dalam bentuk gazebo, di setiap pojok kelas juga tersedia lemari buku. Terobosan ini dihelat untuk mendukung program literasi membaca siswa. (Ateng)