BeritaDAERAHPENDIDIKAN

PGRI Malut Gelar Konfrensi XXIII Masa Bakti 2024 – 2029

×

PGRI Malut Gelar Konfrensi XXIII Masa Bakti 2024 – 2029

Sebarkan artikel ini
Asisten 1 Setda Malut Kadri Laetje saat memberi sambutan mewakili Pj. Gubernur. (foto: Ateng) 

MALUKU UTARA, Suara Jelata Konferensi Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Provinsi Maluku Utara (Malut) Masa Bakti XXIII Tahun 2024 – 2029 berlangsung semalam di Aula Asrama Haji Kelurahan Ngade, Kota Ternate Maluku Utara, Jumat (06/12/2024).

Kegiatan dibuka oleh Pj. Gubernur diwakili Asisten 1 Setda Provinsi Malut, Kadri Laetje. Konferensi kali ini bertema, “Transformasi PGRI Menuju Indonesia Emas”.

Scroll untuk lanjut membaca
Scroll untuk lanjut membaca

Dalam sambutan Pj. Gubernur yang dibacakan Asisten 1 Setda Malut mengatakan, bangsa yang maju adalah bangsa yang memiliki sistem pendidikan yang berkualitas. Oleh karena nasib pendidikan di Indonesia ditentukan oleh peran guru maka peran tersebut perlu diberikan secara luas oleh pemerintah.

“Sebegitu penting dan luasnya peran guru dalam pembangunan suatu negara sehingga korelasi antara kinerja guru dengan kemajuan suatu negara atau daerah ibarat dua sisi mata uang yang tak dapat terpisahkan,” ujar Asisten 1.

(foto: Ateng)

Pj. Gubernur melalui Asisten 1 berharap, melalui konferensi ini akan terlahir pengurus PGRI Malut 2024 – 2029 yang memiliki kapabilitas dan kinerja unggul dalam memperjuangkan nasib kaum guru di Malut. Selain itu Pj. Gubernur juga berharap, pengurus yang terpilih nanti bisa menciptakan relasi kemitraan yang komunikatif antara anggota dan pengurus juga pengurus dengan Pemerintah daerah.

Ketua PB PGRI, Dr. Jejen dalam sambutannya mengatakan, PB PGRI akan mendorong Pemerintah Pusat untuk mengembalikan sertifikasi guru dalam jabatan ke bentuk portofolio.

Menurut Jejen, dengan cara tersebut, setiap guru dapat menerima Tunjangan Profesi Guru (TPG) sebesar satu kali lipat gaji pokok. Ini berlaku untuk guru ASN.

“Untuk guru non ASN sebesar dua juta rupiah. Mudah-mudahan Bapak Presiden Prabowo dengan Menteri Pendidikan Dasar Menengah diberi kesehatan dan kekuatan untuk mewujudkan program tersebut,” cetus Jejen.

Dikatakannya, selain sertifikasi, PB PGRI juga mendorong lahirnya Rancangan Undang-Undang (RUU) Perlindungan Guru. Ia berharap, RUU tersebut bisa diakomodir sekaligus disahkan.

Ketua PB PGRI ini juga berharap, PGRI bisa menjadi organisasi pembelajar. Indikatornya menurut Jejen, PGRI harus menjadi mitra Pemerintah Daerah.

“Siapa pun gubernurnya, bupati maupun walikotanya, PGRI harus menjadi mitra strategis yang memperjuangkan kompetensi, perlindungan dan kesejahteraan guru. Itu akan berhasil apabila PGRI mampu bekerja secara kolektif kolegial,” harapnya.

Ketua PGRI Malut, Ramli Kamaluddin dalam sambutannya mengatakan, dalam AD/ART, konferensi PGRI bertujuan salah satunya adalah memilih pengurus PGRI Provinsi dan menetapkan arah kebijakan organisasi masa bakti berikutnya.

Kepengurusan yang akan datang harus menjadikan PGRI Malut lebih baik serta memiliki integritas dan kemampuan.

“Oleh karena itu kepada teman-teman guru yang berasal dari Kabupaten Kota dan memiliki hak pilih, hak tersebut harus digunakan secara obyektif, melihat sisi rekam jejak positif dari bakal calon yang akan dipilih,” harapnya.

Mewakili Walikota Ternate, Kadis Pendidikan Kota Ternate, Muchlis S. Djumadil mengatakan, peran PGRI sebagai organisasi guru sangat vital dalam menciptakan generasi unggul.

“Saya berharap konferensi ini dapat menghasilkan pengurus yang benar-benar memiliki kemampuan organisatoris. Selain itu pengurus terpilih dapat menjadikan  PGRI sebagai organisasi yang mampu memperjuangkan nasib guru,” cetusnya.

Sebelum sambutan-sambutan tersebut, telah pula diawali sambutan Ketua Panitia konferensi PGRI Malut, Mustamin Hamzah, S.Pd, M.M.

Adapun peserta Konferensi XXIII Tahun 2024 – 2029 sebanyak seratus peserta. Mereka adalah perwakilan 10 Kabupaten Kota se-Maluku Utara. (Ateng)