Sinjai, Suara Jelata—Menurunnya angka partisipasi pemilih pada pilkada Sinjai 2024 menjadi catatan penting KPU Sinjai kedepan.
Hal ini menjadi topik evaluasi dalam Focus Group Discussion (FGD) di Aula Kantor KPU Sinjai Jalan Bhayangkara, Kecamatan Sinjai Utara, Rabu (19/02/2025).
Salah satunya dari Akademisi Kampus UIAD Sinjai, Dr. Rahmatullah, dia menuturkan masih ada hal penting yang menjadi perhatian KPU Sinjai.
Utamanya dalam mengatasi riak-riak yang muncul selama tahapan Pilkada berlangsung hingga pasca Pilkada.
“Misalnya terkait dengan menurunnya partisipasi pemilih di Pilkada ini, tentu menjadi perhatian kita semua” kata Rektor II UIAD ini.
Dia menyebut tingkat partisipasi pemilihan menurun 4 persen dalam pemilu ke pilkada.
“Itu tentunya bahwa sosialisasi harus melibatkan seluruh lapisan masyarakat,” bebernya.
Selain itu dia juga memberikan saran kepada KPU untuk profesional dalam perekrutan Adhok pemilihan.
“Dikarenakan ada riak setelah perekrutan, karena banyak yang menyoroti terkait rekrutmennya,” bebernya.
Senada dengan itu, Akademisi Kampus UMSi Sinjai, Muhammad Lutfi juga mengatakan sebaiknya KPU Sinjai turun langsung ke Masyarakat dalam hal sosialisasi peningkatan partisipasi pemilih.
“Jangan sampai ada data pemilih yang bermasalah, tentunya komunikasi dengan aparat desa dalam pendataan lebih dimaksimalkan lagi,” bebernya.
Namun demikian, baik para akademisi maupun pihak partai kompak memberikan pujian dan apresiasi kepada KPU Sinjai yang dianggap sukses menyelenggarakan Pilkada, salah satunya dalam hal meredam riak-riak yang kerap terjadi pasca pemilihan.
“Sejarah bahwa begitu tahapan pemilihan sudah selesai maka kondisi di masyarakat juga selesai, salah satu kabupaten yang tidak menimbulkan riak yang terlalu besar adalah Kabupaten Sinjai,” ujar Muhammad Lutfi.
Sementara itu, Ketua KPU Sinjai, Abdi Rusmin sepakat terkait penyebab rendahnya partisipasi pemilih di Pilkada disebabkan kejenuhan akibat jadwal Pilpres, Pileg, dan Pilkada yang berdekatan.
“Kejenuhan pemilih bisa menjadi faktor (turunnya tingkat partisipasi pemilih) meski itu masih perlu dilakukan hipotesis lebih lanjut namun semua akan menjadi bahan evaluasi untuk penyelenggaraan pemilu ke depan,” ungkap Rusmin.