SINJAI, Suara Jelata— Studi banding yang diikuti oleh sejumlah Kepala Desa di Sinjai ke Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar, Provinsi Jawa Timur menjadi polemik. Jumat, (11/6/2021).
Salah satunya dari Pimpinan Cabang (PC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten Sinjai, menyoroti keberangkatan sejumlah kepala desa bersama istri mereka yang merupakan Ketua tim pengerak PKK.
Ketua PMII Sinjai, Muh. Nirwan. Ia menilai studi banding yang dilakukan kepala desa yang difasilitasi Dinas PMD Sinjai, hanya untuk menghabiskan anggaran.
“Tidak ada alasan yang mendesak bagi Kades untuk studi banding ke luar Kota. Seharusnya, kades fokus pada prioritas agenda penting di akhir masa jabatanya,” bebernya.
Menurutnya, penyelengara kegiatan ini tidak jelas. Karena dilaksanakan akhir masa jabatan Kepala Desa.
“Jika tak ada urgensi dibalik pelaksanaannya, bisa saja dikatakan studi banding ini hanya proyek buang-buang anggaran, jangan sampai hanya agenda ‘berwisata’ dengan memanfaatkan uang rakyat,” katanya.
Lanjut Muh. Nirwan, disisi lain, Dinas PMD Sinjai, sebaliknya malah memberikan ruang. Mestinya perlu ada pertimbangan utama yang efektif untuk menggunakan waktu yang tersedia dalam membahas persoalan Pilkades serentak yang akan dilaksanakan.
“Ini malah di menimbulkan dengan urusan yang tidak jelas. Dimana sebelumnya pihaknya mengeluhkan minimnya anggaran Pilkades, itu artinya akan semakin mengurangi anggaran,” tandasnya.
Karena menurut Muh. Nirwan, perjalanan ke luar kota belum memberikan kontribusi positif untuk pembangunan dan kemajuan Desa di Sinjai.
“Belum ada yang dapat terimplementasikan dari hasil kunjungan ke Luar Kota. Malah yang ada pemborosan anggaran dan juga memiliki potensi korupsi,” bebernya.
Karena itu, pihaknya akan menggelar aksi unjuk rasa, menuntut hasil study banding yang real.
“Meminta DPRD dan Bupati Sinjai, mengevaluasi hasil study banding Kepala Desa yang berangkat, secepatnya kita akan aksi demonstrasi mendesak Bupati Sinjai evaluasi Kadis PMD Sinjai,” pungkasnya.
Informasi yang dihimpun, studi banding ke Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar sebesar Rp5,5 juta per orang dan diikuti sekitar 50 orang.
Kepala Dinas PMD Sinjai, Hariyani Rasyid beberapa kali dihubungi belum bisa mendapatkan konfirmasi terkait hal ini, sesuai dengan info yang beredar dirinya juga ikut serta dalam studi banding kali ini.