Boby Purnomo, Pembudidaya Anggrek Asal Ngluwar Magelang

Business | Kisah | PROFIL
Boby Purnomo di antara ragam tanaman anggrek hasil budidayanya di Jamuskauman, Kecamatan Ngluwar, Kabupaten Magelang. (foto:HumasMgl/Iwan SJ)

MAGELANG JATENG, Suara Jelata – Pada awalnya terjerat hutang, Boby Purnomo seorang pemuda warga Dusun Godegan Desa Jamuskauman, Kecamatan Ngluwar, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah kini sukses sebagai wiraswastawan muda. Dia berhasil membudidayakan beragam jenis bunga anggrek dengan memanfaatkan pekarangan rumahnya.

Sekarang  aktivitas rutin Boby Purnomo adalah merawat aneka jenis tanaman anggrek, dibantu seorang sahabat, Haryoto. Setiap harinya pemuda kelahiran 1986 ini sejak pagi sudah sibuk merawat ribuan bunga anggrek beragam jenis miliknya.

Diceritakan Boby, dirinya menekuni budi daya tanaman anggrek bermula dari jerat hutang yang mencapai Rp 30 juta rupiah saat itu. Setelah kerja keras, akhirnya hutang itu dapat selesai meski total akhirnya mencapai Rp 100 juta.

“Iya, saya bayar hutang benar-benar dari hasil anggrek,” kenang Boby di kebun anggreknya, Kamis (25/08/2022).

Boby mengaku, masa pahit itu Ia jalani dengan sekuat tenaga, salah satunya dengan budi daya tanaman hias. Meski dari tanaman hias tidak berbuah manis, namun dari usaha itu ia menemukan jalan mengenal tanaman anggrek.

Dikisahkan Boby, awalnya dari sebuah acara pertemuan sesama pembudidaya tanaman hias dia mulai mengenal liku-liku usaha budidaya tanaman anggrek. Dalam budidaya tanaman anggrek ini, Boby mengaku “tersesat di jalan yang benar” karena disiplin ilmunya adalah Sarjana Komputer.

“Sekitar tahun 2012 mulai ‘nakal’ di anggrek. Tahun 2013 mulai jualan,” guraunya mengawali cerita.

Pertama usaha anggrek, terang Boby, dirinya tidak banyak modal, sehingga harus berburu tanaman ke hutan-hutan di sejumlah daerah. Seperti di daerah Purworejo, Wonosari, Gunungkidul dan sebagainya dengan ditemani sahabatnya, Haryoto.

Seiring berjalannya waktu, kedua sahabat ini mulai memahami seluk beluk usaha budidaya anggrek. Namun, di tengah jalan Haryoto memilih usaha lain dan hanya Boby yang terus berusaha di budidaya anggrek tersebut.

“Itu proses belajar dan proses jual beli setelah bertemu teman dan diarahkan. Dulu modalnya Rp 100 ribu untuk beli 3 pot anggrek, 2 saya jual dan hasil jualan untuk beli lagi dapat tiga pot dan seterusnya. Beberapa diperbanyak,” jelas Boby.

Kini usaha budi daya anggrek ini, telah menjadi ladang bisnisnya. Karena prospek yang menggiurkan, lantas ia membudidayakan sendiri dan menularkan ilmunya ke pemuda di desanya. Ratusan jenis tanaman anggrek yang dibudidayakan Boby, di antaranya adalah sripatum splash, mangosteen, Indonesia Raya, inobi splash, king dragon, dan lainnya.

Dijelaskan Boby pola penjualan melalui media sosial dengan peminat banyak dari berbagai daerah di Jawa hingga Sumatera. Harganya bervariasi mulai Rp 5-10 juta tergantung kesulitan budi daya dan langka jenis di pasaran.

Untuk icon tanaman anggrek Boby memilih bunga spesies anggrek alam langka yang disebut anggrek besi asal Papua. Anggrek besi atau dendrobium filopupaphen ini  kemudian dipilih jadi logo kebunnya.

Sesuai namanya bunga dan warna anggrek besi terlihat sederhana tapi memiliki karakter kuat. Di mana indukannya untuk persilangan turunannya masih sangat kuat dengan bunga awet hingga 4 bulan dan wangi dengan batang tanamnya juga kuat pula.

“Harga jualnya juga stabil di atas antara Rp 100 ribu bibit dan Rp 2,5 juta yang berbunga, remaja bisa Rp 500 ribu,” ucapnya.

Dengan usaha budi daya yang dilakukan di pekarangan rumah ini, Boby dapat meraup omzet sekitar Rp 30 juta rupiah per bulannya. Tidak hanya sendiri ia juga menularkan ilmunya ke pemuda lain di desanya. Kini tak kurang 5 green house dengan 21 orang pemuda bergabung dalam kelompok tani anggrek bernama ‘Mekruk’ yang artinya mekar kemruyuk (mekar banyak dan ramai).

Sejumlah penghargaan juga diraih kelompok petani milenial ini, salah satunya ajang pameran dan lomba di Papua dan wilayah lainnya.

“Motivasinya, di anggrek ini tidak bisa instans seperti ditanam hari ini langsung panen. Tapi di anggrek bisa sekitar 4 bulan baru panen. Jadi besabarlah dan tetap dengan tekad kuat,” pesan Boby. (Iwan)

Dapatkan update berita pilihan setiap hari dari suarajelata.com.

Mari bergabung di Halaman Facebook "suarajelata.com", caranya klik link Suara Jelata, kemudian klik ikuti.