OPINI, Suara Jelata— Di era digital sekarang, perkembangan media sangatlah pesat, terutama media sosial (Medsos). Banyak hal yang memanfaatkan Medsos untuk mendapatkan sebuah keuntungan.
Selain itu, medsos pun dapat dijadikan sebagai sarana untuk berdakwah. Sehingga, orang-orang yang kurang mengetahui informasi-informasi Islam dapat dengan mudah memahaminya jika memanfaatkan medsos untuk melihat tayangan yang islami.
Di era sekarang ini, media sosial sangat banyak digunakan di kalangan masyarakat, bahkan anak-anak yang masih di bawah umur pun sudah mulai paham terkait penggunaan medsos. Tetapi, media tersebut kebanyakan digunakan untuk melihat tayangan-tayangan yang tidak membawa keuntungan kepada pengguna, khusunya anak-anak.
Seharusnya, anak-anak memanfaatkan medsos untuk melihat tayangan islami yang mendidik, sehingga dapat menambah wawasannya terkait dengan informasi Islam.
Akan tetapi, melihat kenyataan sekarang, minat anak-anak terhadap tayangan dakwah sangatlah kurang, mereka cenderung memanfaatkan medsos untuk melihat tayangan serta informasi yang sedang viral, bahkan mereka bermalas-malasan belajar dan sering menghabiskan waktunya untuk melihat atau membaca tayangan di medsos.
Kebanyakan anak-anak yang menggunakan medsos untuk melihat fansnya yang berada di luar negeri, padahal itu tidak bermanfaat untuk pribadinya.
Menurut penulis, kurangnya minat anak-anak terhadap tayangan dakwah disebabkan karena semakin banyaknya fitur baru yang muncul di medsos yang ingin selalu dicoba sehingga selalu mengikuti trend yang berlaku, serta memiliki rasa penasaran yang tinggi, sehingga selalu mengikuti perkembangan yang ada di medsos.
Ini dapat mempengaruhi pola pikir anak-anak. Seharusnya, anak-anak diberikan pembelajaran terkait dengan informasi Islam, dengan memanfaatkan medsos, seperti menonton film animasi yang menceritakan tentang sejarah-sejarah Islam atau yang terkait dengan infromasi Islam di medsos, atau pun melihat tayangan-tayangan dakwah di YouTube atau media lainnya.
Ketika anak-anak lebih minat melihat tayangan yang viral dibanding tayangan dakwah, maka anak-anak tersebut akan sulit mengetahui informasi yang mengarah pada edukasi islami dan tidak akan memahami makna dari adanya dakwah. Karena, perkembangan zaman yang semakin modern dapat mempengaruhi nilai keagamaan anak ketika menginjak dewasa, tantangan dakwah kedepan lebih berat, sehingga sebaiknya dakwah diperkenalkan sejak dini, agar anak ketika dewasa sudah mampu mengamalkan ilmu yang didapat sewaku dini.
Karena menurut Bloom (1994), bahwa separuh dari potensi intelektual sudah terjadi pada umur empat tahun. Di samping itu, anak usia dini memori otaknya masih bersih belum banyak isinya, sangat mudah bagi anak-anak untuk menghafal ayat suci Al-Qur’an, hadist dan lebih mudah membentuk kebiasaan dakwah.
Oleh karena itu, sebagai orang tua sebaiknya membatasi anak-anaknya untuk tidak melihat tayangan yang membawa dampak negatif dan seharusnya mengajarkan kepada anaknya untuk melihat tayangan yang membawa pengaruh positif seperti dakwah. Karena, kebanyakan anak-anak suka tontonan yang bergenre animasi, nah itu bisa dimanfaatkan oleh orang tua untuk memperlihatkan cerita-cerita islami yang berbentuk animasi, karena terdapat pula informasi Islam yang dibuat dalam bentuk animasi.
Sehingga, anak-anak yang kurang minat terhadap tayangan dakwah dapat berubah secara perlahan setelah diperlihatkan tayangan tersebut.
Penulis: Lisdawati, Mahasiswa KPI IAI Muhammadiyah Sinjai
Tulisan tersebut di atas merupakan tanggung jawab penuh penulis