Oleh: Muh. Izhar
Penulis merupakan Jurnalis yang sudah tersertifikasi jenjang utama dewan pers
Opini, Suara Jelata—Kembali layak mengotak-atik catatan lama dan menemukan beberapa poin penting. Mengingat pesta demokrasi akan segera digelar setahun lagi (2024) secara serentak.
Bermunculan wajah baru dengan berbagai macam metode agitasi diluncurkan untuk momentum sekali lima tahun ini.
Berangkat dari histori, bagaimana negara ini tumbuh berkembang dari feodalisme akut ke orde baru. Kemudian runtuh oleh gerakan massa melahirkan reformasi 1998.
Esensi dari reformasi inilah yang diterjemahkan dalam bentuk sederhana sebagai pesta pemilu secara partisipatif. Olehnya itu menjadi tanggung jawab bersama demi kesuksesan pegelaran ini.
Kendati masih diperdebatkan demokrasi Indonesia dengan usianya yang masih remaja.
Seperti dikatakan Abraham bahwa Demokrasi adalah pemerintahan dari dan oleh untuk rakyat, berbeda dengan penafsiran Karni Ilyas dalam suatu diskusi di ILC mengatakan demokrasi adalah tungku yang api hanya akan menyala bila kayunya bersilangan.
Lebih kontras lagi menurut Rocky Gerung, baginya demokrasi bukan sekedar pemerintahan dari rakyat melainkan, government of reason through government of people.
Sehingga bagi Rocky, orang yang tidak memiliki akal tak bisa hidup dalam negara yang menganut sistem demokrasi. Lantaran pertarungan argumen menjadi detak jantung demokrasi, bukan sentimen.
Terlepas dari penafsiran di atas. Menjadi tantangan terbesar juga untuk melibatkan seluruh elemen dalam pesta demokrasi di waktu mendatang.
Pastisipasi masyarakat dalam politik juga masih terbilang minim, walau kuota 30% di parlemen bagi perempuan saja masih belum maksimal.
Sehingga menjadi penting untuk bergerak bersama demi mencapai demokrasi secara maksimal.
Sehingga menurut saya pemilu yang akan datang betul-betul menjadi tugas kita semua untuk terlibat aktif dalam mengawal dan mengawasi serta mensupport sistem atas kebijakan yang berlaku. Terutama para pemuda dan mahasiswa.
Kaum Milenial sebagai salah satu Mitra Strategis dalam Pengawasan Pemilu berperan sangat penting pada proses Pengawasan Partisipatif dalam memberikan Informasi Awal, sehingga dapat mencegah Pelanggaran yang terjadi.
Penyelengara pemilu dalam hal ini Komisi pemilihan Umum ( KPU ) mestinya punya langkah yang tepat untuk menaikkan tingkat partisipasi Masyarakat dalam menyalurkan hak pilihnya nanti.
Namun peningkatan partisipasi pemilih mesti dibarengi dengan kualitas demokrasi yang baik, tanpa politik uang dan pelanggaran yang terjadi, ini merupakan tugas dari Bawaslu dan semua elemen masyarakat.
Pentingnya partisipatif Pemilih Pemula dalam pengawasan pelaksanaan Pemilu serentak Tahun 2024 yaitu agar dapat mempertahankan partisipasi politiknya.
Sehingga ketika kuota pemilih pemula ini dapat dijalankan dengan terus berpartisipasi pada pentas demokrasi maka ini akan dapat membawa era demokrasi Indonesia pada tahap yang lebih baik.
Keterlibatan pemuda dalam berpartisipasi akan sangat memberikan arti bagi proses penyelenggaraan pemilu yang berjalan dengan aman damai dan demokratis.
Pemuda sebagai ikon perubahan harus dapat memanajemen proses demokrasi dalam pemilu kearah yang lebih baik dari sebelumnya, yaitu pemilu yang tanpa ada suap sana sini.
Sebagaimana amanat Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu salah satunya adalah meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengawasan pemilu, generasi milenial yang cerdas dan kritis, yang mendambakan pemimpin yang jujur dan amanah diharapkan mampu berperan dalam menyadarkan keluarga, teman, masyarakat agar dapat mengambil andil di pelaksanaan pengawasan.
Milenial sudah seharusnya menjadi garda terdepan dalam gerakan demokrasi di Indonesia, mereka merupakan kaum muda yang melek informasi dan gesit dalam pelibatan kerja-kerja peningkatan partisipatif oleh penyelengara pemilu.
Karena saya yakin, bila semua orang terlibat dalam demokrasi, para politisi akan bekerja secara maksimal dengan persaingan sehat.
Maka negara ini bisa tumbuh melampaui negara-negara tetangga dalam soal politik, demikian ekonominya.
Terakhir, saya berharap kepada semua elemen untuk memikul bersama pesta demokrasi yang akan datang. Menjadikan momentum tersebut sebagai tanggung jawab yang harus diselenggarakan secara sehat dan cerdas.