SINJAI SULSEL, Suara Jelata – Rumah Baca Panrita Kitta Balakia menggelar acara Bincang Buku “Negeri Ngeri Para Penipu”, yang dirangkai dengan Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, Sabtu (28/09/2024) siang. Bertempat di Aula Perpustakaan SD Negeri 69 Balang-Balang, Sinjai Barat, kegiatan ini menghadirkan narasumber penulis buku tersebut yakni Akbar G. atau yang lebih akrab disapa Emil.
Penanggung jawab kegiatan ini, Andi Awal Firmansyah yang membuka kegiatan menjelaskan, Bincang Buku ini bertujuan memberikan pemahaman dan wawasan perihal literasi secara lebih luas. Dengan menghadirkan narasumber yang kompeten pada bidangnya.
“Dari acara ini kita belajar lebih lanjut bagaimana menulis dan membaca. Apalagi literasi sekarang ini demikian berkembang, bahkan sekarang dikenal adanya literasi digital,” tutur Awal.
Bincang Buku ini, sebutnya, juga menjadi upaya Rumah Baca untuk ikut menumbuhkan minat baca di kalangan masyarakat. Khususnya bagi warga masyarakat yang mengikuti kegiatan ini. Apalagi minat baca dan menulis masyarakat di Sinjai Barat terbilang masih rendah.
“Karenanya saat ini pemerintah membuat program literasi yang bermacam-macam,” ujar Awal.
Akbar G. selaku narasumber menyampaikan pembahasan secara runtut perihal apa isi bukunya dan bagaimana cara menulisnya.
Lulusan Ilmu Pemerintahan Universitas Muhamadiyah Sinjai ini menjabarkan, menulis buku “Negeri Ngeri Para Penipu” sumber materinya merupakan sesuatu yang nyata berdasarkan peristiwa sosial yang berada di sekitarnya.
Pemaparan materi oleh Akbar ini rupanya disimak dengan antusias oleh para peserta yang hadir. Hal ini tampak dari banyaknya pertanyaan yang disampaikan para peserta kepada Akbar.
Dalam kalimat penutupnya, Akbar G. mengucapkan terima kasih kepada Rumah Baca Panrita Kitta yang telah menginisiasi penyelenggaraan Bincang Buku ini. Dia mendoakan supaya kegiatan semacam ini terus dikembangkan dan bisa memberikan pemahaman lebih baik tentang literasi.
“Sehingga dari kegiatan ini bisa menghasilkan banyak literasi bahkan karya dari teman-teman semua. Karena menulis salah satu tujuannya adalah agar kita tidak dilupakan oleh sejarah,” ujar pemuda yang berprofesi sebagai peternak muda Desa Tabbinjai ini. (Wahyuni)