BeritaDAERAH

Pemuda dan Mahasiswa PABOS Tolak Proyek Geothermal

×

Pemuda dan Mahasiswa PABOS Tolak Proyek Geothermal

Sebarkan artikel ini
Pemuda dan mahasiswa menggelar aksi penolakan rencana pengembangan energi geothermal di Desa Payo, Bobo dan Saria (PABOS), Kecamatan Jailolo, Kabupaten Halmahera Barat, Kamis (10/04/2025). (foto: Ateng)

HALBAR MALUT, Suara Jelata Rencana pengembangan energi geothermal di Desa Payo, Bobo dan Saria (PABOS), Kecamatan Jailolo, Kabupaten Halmahera Barat akhirnya mendapat penolakan keras dari masyarakat setempat.

Dalam aksi penolakan yang digelar di pelataran Kantor Bupati Kabupaten Halmahera Barat (Halbar), Kamis (10/04/2025), sejumlah warga bersama mahasiswa serta kelompok pemerhati lingkungan yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa dan Pemuda PABOS secara tegas menolak kehadiran PT Geo Dipa Energi.

Scroll untuk lanjut membaca
Scroll untuk lanjut membaca

Diketahui keberadaan perusahaan tersebut bakal mengelola proyek panas bumi yang diprediksi berdampak buruk terhadap kualitas dan kelestarian lingkungan. Tidak hanya itu, eksploitasi panas bumi oleh perusahaan tersebut mengikis mata pencaharian masyarakat tiga desa tersebut.

Kepada awak suarajelata.com, Jumat (11/04/2025), Koordinator aksi, Andri Umar mengatakan, proyek  geothermal nantinya akan berdampak mengancam sumber penghidupan masyarakat setempat yang berprofesi sebagai petani dan nelayan.

Eksploitasi panas bumi bakal berisiko merusak lahan pertanian. Kerusakan seperti ini akibat perubahan struktur tanah termasuk pencemaran air. Dampak lainnya adalah produksi hasil pertanian akan menurun bahkan proyek ini bakal mengancam ekosistem laut yang menjadi sumber penghidupan nelayan.

“Kami hidup dari tanah dan laut. Jika tanah kami dirusak dan laut tercemar, bagaimana kami bisa bertahan? Jelasnya kami tidak bisa menerima proyek ini,” ujar salah satu perwakilan masyarakat dalam aksi tersebut.

Selain itu warga juga menyoroti potensi risiko lingkungan seperti, gempa bumi minor, amblesan tanah serta kemungkinan pencemaran udara dan air akibat ekplorasi dan eksploitasi panas bumi. Mereka khawatir, kehadiran proyek ini tidak hanya merugikan manusia tetapi juga mengusik keseimbangan ekosistem yang telah lama terjaga.

Aksi yang digelar di pelataran Kantor Bupati Halmahera Barat tersebut, para demonstran juga menyerukan agar Pemda segera menghentikan proyek tersebut. Pemda Halbar dituntut lebih memperhatikan kelestarian lingkungan serta kesejahteraan masyarakat.

Mereka juga menuntut adanya transparansi dalam kebijakan pengelolaan sumber daya alam serta partisipasi aktif masyarakat dalam setiap keputusan yang dampaknya pada kehidupan mereka.

“Kami tidak menolak pembangunan, tapi pembangunan yang merusak tanah, laut dan ekosistem bukanlah hakikat pembangunan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Intinya, kami ingin solusi yang tidak mengorbankan keberadaan hidup kami,” cetus seorang aktivis lingkungan.

Hingga berita ini dimuat, PT Geo Dipa Energi belum memberikan tanggapan resmi terkait penolakan masyarakat PABOS dan Idamdehe. Warga berharap, Pemda Halbar segera turun tangan untuk menangani permasalahan ini.

Warga juga berharap, Pemda Halbar dapat mencari solusi yang berpihak pada kelestarian lingkungan serta kesejahteraan masyarakat setempat. (Ateng)