BREBES JATENG, Suara Jelata – Nama lengkapnya Bougenvile Najwa Putri Azzahra (20) atau yang sering disapa Ugen.
Gadis kelahiran 15 November 2005 ini ternyata memiliki bakat seni yang cukup mumpuni.
Itu dibuktikan saat Ugen tampil membawakan tari tradisional dengan judul ‘Mojang Priyangan’ di peringatan Hari Pahlawan yang diadakan di Komplek Besaran Eks Pabrik Gula Jatibarang, Senin 10 November 2025 kemarin.
Di momen itu Ia bahkan sempat menjadi perhatian para tamu yang hadir, lantaran dianggap sangat piawai dan luwes dalam membawakannya.
Ditemui awak media, Ugen mengaku sudah memiliki bakat menarinya sejak masih usia sekolah dasar.
“Sejak kelas 4 SD saya sudah mulai ikut aktif mengikuti seni tari,”tuturnya, Rabu (12/11).
Dari situ bakat dan kemampuannya makin terasah, apalagi setelah Ugen ikut aktif di sanggar Senam dan Tari ONGS FAMILY dibawah asuhan Ny.Sholehah Ong yang berada di Desa Karangmalang, Kecamatan Ketanggungan.
Berkat keseriusannya dalam berlatih, anak pertama dari pasangan Hartadi Eko Budiono (alm) dan Lilis Nur Habibah ini akhirnya berhasil meraih prestasi membanggakan.
Dimana, pada tahun 2018 ia berhasil menjadi juara pertama seni tari di ajang FLS2N tingkat kabupaten.
Prestasi kembali berlanjut setelah Ugen didaulat untuk mengikuti lomba FLS2N di tingkat provinsi pada tahun 2019.
Disitu Ugen berhasil masuk nominasi 10 besar terbaik se-Jawa Tengah.
Dan sayangnya, di tahun-tahun berikutnya Covid-19 melanda. Tragedi itu pun turut menghambat kiprah Ugen dalam mengukir prestasi lebih banyak lagi.
“Waktu covid saya sudah SMA, hanya saja kejadian itu membuat seluruh aktifitas belajar terganggu. Termasuk juga kegiatan seni tari yang saya geluti juga ikut mandeg,”cerita Ugen.
Meski begitu, itu tidak membuat gadis yang mahir bermain guitar ini patah semangat.
Lewat sanggar senam dan tari ONGS FAMILY, ia tetap berkiprah di dunia seni dan olahraga.
Bahkan Ugen pernah mendapat predikat sebagai instruktur senam termuda di Jawa Tengah.
Sebagai orang yang konsisten di dunia seni, kini Ugen juga mulai mengajarkan bakat dan kemampuannya ke generasi muda.
Di sekolahnya tempatnya mengajar, yakni di SDN Kedawung 01 Tanjung ia juga mengajarkan seni tari ke siswa didiknya.
Selain di situ, Ugen juga membagikan ilmu menarinya ke siswa Madrasah Aliyah (MA) Maarif Ketanggungan lewat kegiatan ekstra kurikuler.
Dan bersama dengan ibu asuhnya, Ny Sholehah Ong, ia juga ikut membantu mengajar seni kepada 25 anak yang ikut kursus di sanggar.
Menurut dia, seni tari tradisional tentu sangat penting diajarkan kepada generasi muda. Ini agar budaya dan seni tradisional tetap lestari di kemudian waktu.
Untuk mewujudkan itu semua, lanjut Ugen, perlu ada campur tanggan dari pemerintah.
Setidaknya kehadiran pemerintah bisa ikut mendorong semangat Gen Z untuk ambil bagian. Tidak terkecuali kehadiran Dewan Kesenian, agar bisa mengorganisir potensi seni yang ada.
Di bawah kepemimpinan Pamor Wicaksono, SH, ia mengaku sangat optimis kesenian di Kabupaten Brebes akan lebih baik dari sebelumnya.
Apalagi, kata dia, Pamor Wicaksono merupakan figur yang sangat pintar dan bijaksana.
“Saya berharap dunia seni di Kabupaten Brebes akan semakin bergeliat dibawah kepemimpinan Pak Pamor,” katanya.
Bahkan beberapa waktu lalu, ia juga sudah menyusun beberapa kegiatan untuk para penggiat seni.
“Termasuk saya, agar bisa kembali tampil di hadapan publik. Tentu ini sangat bagus sekali ya,”pungkas Ugen mengakhiri obrolan dengan awak media. (Olam).















