Oleh: Supriadi, (Ketua Umum DPP KEPMI Bone 2005-2007)
Tabe Puang, taparajang addampeng..!!!
Beberapa hari belakang ini perhatian publik Bone tertuju pada polemik rencana pemerintah kabupaten Bone yang akan membangun gedung berbentuk menara yang nantinya akan digunakan sebagai kantor beberapa Organisasi Perangkat Daerah.
Konon pembangunan menara tersebut atau dalam istilah lainnya disebut Tower itu akan menelan anggaran hingga 100 Milliar dlm tiga tahap penganggaran. Untuk tahap pertama tahun ini dianggarkan 30 Milliar.
Perhatian publik tersentak. Ditengah kesulitan ekonomi dan sempitnya lapangan kerja, pemerintah kabupaten Bone bersama DPRD Bone tiba-tiba membuat rencana mega proyek pembangunan Tower untuk sarana perkantoran sejumlah organisasi Perangkat Daerah dengan dalih demi peningkatan kapasitas dan kualitas pelayanan publik.
Sejumlah pihak, termasuk penulis mempertanyakan apa urgensi pembangunan Tower tersebut.? Dimana korelasi antara peningkatan kapasitas dan kualitas pelayanan publik dengan penyatuan gedung-gedung teknis berupa TOWER yang menjulang.?
Apakah ABPD kita betul-betul siap untuk membangun Tower tersebut.? Apakah tidak sebaiknya anggaran itu dialokasikan saja untuk kepentingan masyarakat yang lebih mendasar.?!!
Tabe Puang, Bukankah aspek-aspek berikut ini jauh lebih mendesak dibanding membangun Tower?:
Kesehatan merupakan aspek utama dan terpenting dari seluruh aspek kehidupan manusia. Kita tidak bisa bekerja dengan baik kalau tubuh kita tidak sehat. Kita tidak akan kuat bekerja cari nafkah untuk keluarga kalau kesehatan kita terganggu.
Bahkan pemerintah tidak akan mampu menyelenggarakan pemerintahan yang efektif dan produktif kalau vitalitas pemerintah dan aparaturnya tidak prima.
Begitu pentingnya aspek kesehatan dalam kehidupan, sehingga pemerintah semestinya harus mampu menjamin kesehatan seluruh rakyat, termasuk kesehatan para petani, kuli/buruh, dan kaum miskin.
Karna petani, kuli/buruh, dan kaum miskin adalah jaga subyek penting dalam pembangunan.
Maka siapkanlah dulu anggaran utk menjamin kesehatan mereka agar mereka mampu ikut berpartisipasi dengan baik dalam penyelenggaraan kepentingan negara/daerah.
Tabe Puang, Sudah lebih dari 20 tahun rezim reformasi berkuasa. Alih-alih berharap akan ada perbaikan kualitas hidup, nyatanya hidup kian susah karna lapangan kerja bukannya bertambah justeru makin sedikit.
Barisan pengangguran pun kian padat dan kian panjang. Akibatnya ekonomi rumah tangga jaga makin sulit. Karna cari uang untuk makan amat sulit, akhirnya banyak orang menempuh jalan pintas untuk cari uang.
Ada yang jadi pengedar narkoba dll. Bahkan ada yang tega menjual bibit milik petani. Kalau kita punya uang 100 Milliar, itu sudah sangat cukup untuk membuka lapangan kerja.
Agar para pengangguran itu punya pekerjaan dan penghasilan untuk menafkahi diri dan keluarganya. Kalau para pengangguran itu sudah bisa hidup layak, pelaku kriminal akan berkurang.
Kalau pelaku kriminal sudah tidak ada, gedung-gedung pemerintah akan aman dari gangguan orang-orang yang kurang kerjaan karna tidak adanya lapangan kerja.
Tabe Puang,
Sektor pendidikan mesti menjadi salah satu prioritas utama. Anak-anak kita jagan hanya disiapkan untuk bangga sebagai Pewaris Masa Lalu tapi harus pula disiapkan untuk optimis sebagai Pemilik Masa Depan.
Mereka butuh jembatan yang kokoh agar jika musim hujan datang mereka tidak bertaruh nyawa menyeberangi sungai yang meluap.
Mereka butuh gedung sekolah yang kuat agar mereka tidak perlu khawatir tertimpa atap atau potongan-potongan beton jika sewaktu-waktu gedung sekolah mereka roboh.
Mereka butuh fasilitas belajar yang memadai agar mereka tidak gagap dan mampu beradaptasi dengan dinamika informasi dan teknologi.
Kalau ada uang 100 Milliar, maka kita dapat mempersiapkan murid-murid ini menjadi generasi-generasi cerdas yang bermoral. Agar nantinya kita punya Generasi-generasi handal yang berintegritas. Generasi-generasi yang jauh dari perilaku KORUPSI.
Tabe Puang,
Yang tak kalah pentingnya adalah infrastruktur ekonomi. Salah satunya adalah infrastruktur jalan.
Masyarakat transportasi kita tak henti mengeluh karna biaya pemeliharaan kendaraannya membengkak.
Suku cadang tak henti diganti karna rusak akibat terantuk di jalanan yang belubang-lubang. Para pedagang menaikkan harga barang dagangan untuk menutupi biaya pemeliharaan kendaraannya.
Akibatnya harga barang/sembako juga naik. Masyarakat konsumen terutama kaum miskin yang lagi-lagu kena dampaknya. Kalau ada 100 Milliar, kita bisa perbaiki itu jalanan. Agar nadi perekonomian rakyat kecil bisa berdenyut normal.
Agar kepulan asap dapur kaum miskin bisa ikut bahagia di antara genitnya kepul asap dapur kaum borjuis. Kalau ada 100 Milliar, kita bisa kasi bagus itu jalanan.
Agar tidak ada lagi kecelakaan lalu lintas yang merenggut nyawa para pengendara yang sudah ikhlas seikhlas-ikhlasnya membayar pajak.
Jangan lagi ada janda, duda, atau yatim piatu akibat kecelakaan lalu lintas karna jalanan yang berlubang-lubang.
Tabe Puang,
Bagaimana dengan kualitas Pelayanan Publik..?!! Substansi pemerintahan adalah “Public Servant”. Pemerintah wajib menyiapkan dan menyelenggarakan Pelayanan Publik yang efektif, efisisien dan bertanggung jawab.
Hal ini penting dan mendesak agar masyarakat sebagai subyek sekaligus obyek pembangunan dapat mengurus kepentingannya tanpa harus mengeluarkan biaya transportasi yang besar dan waktu yang banyak terutama masyarakat yang bermukim jauh dari ibukota kabupaten.
Pemerintah seharusnya membuat sistem pelayanan publik yg mudah diakses oleh masyarakat. Mudah dari segi prosedur dan mekanisme. Mudah dari segi waktu dan jarak radian. Di era Desentralisasi dan Otonomi Daerah seperti sekarang ini.
kalau ada 100 Milliar maka Sistem Pelayanan Publik Yang Efektif dan Efisien sangat mudah diwujudkan. Dengan sistem desentralisasi maka masalah dan kebijakan akan bergeser ke kawasan (baca: Ke tingkat Camat dan Kades/Lurah).
Jada masyarakat (relatif) tidak perlu lagi mengurus kepentingannya di Ibu Kota Kabupaten. Akhirnya kita tidak perlu bangun TOWER. Karna dinamika Pelayanan Publik berada di kawasan.
Tabe Puang,
Sebagai pemerhati masalah sosial dan kemanusian, penulis menghimbau kepada pemerintah kabupaten Bone dan segenap anggota DPRD Kabupaten Bone agar kiranya bersedia menunda pembangunan Tower tersabut dan mengalokasikan anggaraan yang memadai di sektor yang lebih penting yang berkorelasi langsung dengan peningkatan kualitas pendidikan, perekonomian dan taraf hidup masyarakat Bone.
Ayolah puang.!!
Luka taro arung, telluka taro ade.
Luka taro ade, telluka taro anang.
Terima Kasih.
(Isi tulisan ini tanggung diluar tanggung jawab redaksi)