BREBES JATENG, Suara Jelata – Pertemuan antara petani Desa Cimohong, Kecamatan Bulakamba, Brebes, dan perwakilan PT. Daehan Global kembali menemui jalan buntu.
Audiensi kedua yang digelar di Aula Balai Desa Cimohong pada, Rabu (12/2), menindaklanjuti pertemuan sebelumnya pada 5 Februari lalu.
Di mana audensi tersebut terkait tuntutan kompensasi atas lahan pertanian seluas sekitar 7 bau (4.900 m²) yang tidak produktif sejak 2018 diduga akibat limbah industri.
Petani mengklaim kerugian mencapai miliaran rupiah, dengan estimasi Rp30 juta per bau per tahun.
Perwakilan PT. Daehan Global Brebes, Nanang (Bagian Legal), menjelaskan bahwa perusahaan telah meminta peta lokasi lahan yang diduga terdampak dari Pemerintah Desa Cimohong untuk menentukan luas lahan yang terdampak.
“Dari data yang kami terima, terdapat sekitar 12 lahan, terdiri dari 3 lahan bengkok desa dan 9 lahan milik petani,” jelasnya.
Sebagai solusi, Nanang menawarkan dua opsi: sewa lahan atau kompensasi berdasarkan asas keadilan.
Namun, tawaran tersebut ditolak petani. Mereka tetap menuntut ganti rugi penghasilan selama tujuh tahun, bukan sewa lahan.
Bambang (55), perwakilan petani, mengungkapkan kekecewaan atas opsi yang di sampaikan oleh perwakilan dari pabrik.
“Kami tetap pada tuntutan kami Rp 30 juta per tahun per bau terhitung sejak tahun 2018 bukan sewa lahan,” tegasnya.
Senada, Lukman Hasyim (52) juga menolak opsi yang ditawarkan dan meminta solusi yang sesuai dengan tuntutan ganti rugi.
“Agar tercipta kepastian, kami meminta pimpinan perusahaan hadir pada audiensi Jumat (14/2) untuk mengambil keputusan final. Audiensi hari ini jelas belum memberikan hasil yang memuaskan,” jelas Hasyim.
Menanggapi tuntutan ganti rugi dan permintaan untuk bertemu pimpinan perusahaan, Nanang berjanji menyampaikan aspirasi petani kepada pimpinan perusahaan.
“Semua aspirasi, termasuk permintaan bertemu pimpinan, akan saya sampaikan. Jika, pada audiensi Jumat (14/2), pimpinan tetap mendelegasikan kami untuk mengambil keputusan nanti akan disampaikan kepada petani,” ungkap Nanang usai acara. (Olam).