
OPINI, Suara Jelata— Generasi milenial sangat akrab terdengar, apalagi sudah jadi tema yang populer dan pokok perbincangan seiring mendekatnya pelaksanaan pemilihan Presiden pada April 2019 mendatang.
Kedua Capres dan Cawapres yakni Joko Widodo – Ma’ruf Amin dan Prabowo Subianto – Sandiaga Uno saling berfokus untuk merangkul kaum milenial.
Kaum milenial yang juga disebut-sebut sebagai sasaran utama kedua kubu. Dari visi misi dan program kedua calon tersebut juga memasukkan unsur milenial.
Peran dari masing-masing kubu untuk saling menarik simpati milenial juga sangat terlihat, seperti pada kubu Jokowi – Ma’ruf, yang lebih menarik simpati milenial banyak dilakukan oleh Jokowi sebagai kandidat petahana.
Sedangkan dari kubu Prabowo – Sandi, peran milenial lebih banyak diambil oleh Sandi yang juga sebagai pengusaha dan kadidat termuda antara empat calon tersebut.
Milenial adalah kelompok yang dikenal sebagai Generasi Y dan juga kelompok demografi setelah Generasi X (Gen-X).
Milenial lahir pada rentang waktu 1980-an sebagai awal kelahiran kelompok ini dan pertengahan tahun 1990-an hingga awal 2000-an sebagai akhir kelahiran. Sekitar 51% persen pemilih usia 17 hingga 35 tahun (milenial).
Jumlah tersebut jugalah yang membuat generasi milenial menjadi “Lahan” suara yang menggiurkan dalam pertaruhan politik, dan berkemungkinan menjadi penentu siapa yang bakal memenangi RI 1.
Ini kemudian membuat peserta politik berlomba untuk meraih semaksimal mungkin suara generasi ini.
Kendati demikian, satu dari dua pemilih di pemilu tahun 2019 adalah generasi milenial. Meraup suara milenial juga bukanlah hal yang mudah.
Sebab, generasi milenial melek teknologi informasi, media sosial, internet, serta memiliki latar belakang pendidikan cukup baik.
Hal ini menjadikan generasi milenial sebagai kekuatan politik yang sangat berbeda dari kelompok politik dengan ideologi mapan dan kepentingan tertentu.
Pasangan Prabowo yaitu Sandiaga Uno disebut-sebut sangat berpotensi untuk mendapatkan suara kalangan milenal. Sandi memang sangat dekat dengan milenial.
Selain tergolong paling muda dari sisi usia, dia juga memiliki hobby yang dekat dengan kalangan muda, diantaranya olahraga lari dan bola basket.
Tidak hanya dirinya, Sandi juga megungkapkan bahwa sosok Prabowo saat ini sudah menjadi asyik dan sangat cair (22/8).
Itu termasuk strategi baru untuk memperkenalkan sosok Prabowo yang baru, terlebih kepada generasi muda/milenial.
Sementara dari kubu Jokowi juga tidak mau kalah merebut dukungan milenial. Jokowi memang sudah sering mengidentikkan dirinya dengan milenial seperti bermain tinju, motor gede dan fashion berupa sneaker yang kerap di pakainya.
Pendekatan demi pendekatan akan terus dilakukan dari kedua kubu pasangan Capres da Cawapres dalam mendekati milenial.
Namun, para kandidat ini diharapkan bukan cuma sekedar gimmick untuk merebut dukungan dan simpati.
Membutuhkan keseriusan dalam “Penggarapan” kelompok milenial dengan memberikan respon apa saja yang menjadi kebutuhan dan keinginannya untuk Indonesia.
Kebutuhan milenial yang paling mendesak saat ini yaitu pembukaan lapangan kerja, terutama pada bidang usaha yang dekat dengan karakter milenial seperti merintis usaha (Start-up) dan ruang kreativitas yang terbuka luas, terutama pada bidang teknologi informasi.
Redaksi