Suara Jelata – Hari Pers Nasional (HPN) diperingati setiap tanggal 9 Februari, di seluruh tanah air dengan berbagai acara yang dilaksanakan oleh anggota pers dengan wadah masing-masing. Pada peringatan HPN Tahun 2025 ini mengusung tema “Pers Mengawal Ketahanan Pangan untuk Kemandirian Bangsa”. Di mana hal itu diperingati pada tahun ini dengan berbagai acara seremonial dan kegiatan yang telah digagas sebelumnya, baik tingkat nasional maupun di daerah.
Tema HPN tahun 2025 ini selaras dengan program pemerintah terkait ketahanan pangan. Sehingga seyogyanya ketahanan pangan bukan sebatas kata dan kalimat dalam sebuah tema peringatan, namun lebih penting pada tindak lanjut dan aksi nyata demi ketahanan pangan.
Sejauh ini setiap peringatan HPN baru sebatas gegap gempita memperingati saja, mulai dari acara peringatan, seremonial, sarasehan, seminar, workshop, atau bakti sosial, setelah itu selesai. Padahal sebaiknya ada tindak lanjut hingga tahun depan muncul tema baru untuk diusung secara nasional. Dengan demikian, tema tahun ini dapat berlanjut aksinya meskipun kemudian muncul tema baru.
Terkait ketahanan pangan, pers dituntut melaksanakan aksi nyata sebagai implementasi dari tema yang diangkat, bukan sebatas mengawal. Aksi nyata bisa dilakukan, baik secara individu, berkelompok, maupun berkolaborasi antarwadah pers, atau dengan berbagai pihak.
Sebagai insan pers, tentu memiliki wawasan luas, banyak ide, serta memiliki banyak mitra yang bisa diajak bersama-sama membuat suatu aksi nyata dalam menyukseskan program ketahanan pangan. Insan pers bisa sebagai inisiator, motivator, motor penggerak, maupun sebagai pelaku dan pelopor suatu kegiatan terkait dukungan terhadap program nasional itu.
Aksi tidak perlu yang muluk-muluk atau harus berskala besar. Karena meskipun sederhana namun bisa berjalan baik, berkelanjutan, dan bermanfaat, tentu menjadi hal yang luar biasa. Ketika hal itu dilakukan di seluruh daerah, maka implementasi dari tema HPN yang diangkat di tahun ini dapat terealisasi.
Tanpa mengesampingkan fungsinya, apabila setiap insan pers bergerak di daerahnya masing-masing melakukan aksi nyata upaya mendukung program ketahanan pangan, maka akan hilang dengan sendirinya istilah wartawan bodrek, wartawan abal-abal dan sebagainya. Karena wartawan atau insan pers yang mengedepankan kemitraan, melakukan aksi nyata, banyak memberikan edukasi dan membantu masyarakat, itulah sejatinya insan pers.
Di setiap daerah tentu banyak wartawan yang tergabung dalam sebuah organisasi pers dengan nama masing-masing. Namun itu hanya sebuah wadah, sementara masyarakat akan melihat aksinya, bukan wadahnya.
Ibarat sebuah rumah yang dihuni banyak individu, yang dilihat orang adalah kinerjanya, kepedulian sosialnya, attitude-nya dari masing-masing individu penghuni rumah itu. Maka tidak perlu merasa superior ketika menjadi anggota suatu wadah insan pers. Karena, sekali lagi, yang dilihat masyarakat adalah aksi nyatanya.
Kepada wartawan di tanah air, mari tunjukkan aksi nyata dalam mengimplementasikan tema “Pers Mengawal Ketahanan Pangan untuk Kemandirian Bangsa”. (*)
Penulis:
Narwan, S.Pd. (wartawan Suara Jelata)
Sekretaris DPD A-PPI Magelang Raya