
OPINI, Suara Jelata— Mahasiswa merupakan salah satu elemen penting dalam setiap episode panjang perjalanan bangsa ini.
Salah satu catatan sejarah yang tidak dapat dimunafikkan oleh seluruh rakyat Indonesia yaitu sejarah perjuangan para kaum-kaum terpelajar Indonesia yang ikut andil dalam pergolakan penindasan bangsa Indonesia yang dilakukan oleh para penjajah.
Kecenderungan para penjajah untuk tidak mempersatukan rakyat Indonesia pada saat itu dengan menerapkan kebijakan politik Devide Et Impera untuk memecahkan para kerajaan besar dan kecil.
Mahasiswa adalah sekumpulan manusia intelektual yang akan bermetamorfosa menjadi penerus tombak estafet pembangunan di negara indonesia.
Dan dengan intelegensinya, diharapkan bisa mendobrak pilar-pilar kehampaan suatu negara dalam mencari kesempurnaan kehidupan berbangsa dan bernegara, serta secara moril akan dituntut tanggung jawab akademisnya dalam menghasilkan buah karya yang berguna bagi kehidupan lingkungan.
Akhir-akhir ini, melihat fenomena yang sempat viral di Kabupaten Sinjai, dengan adanya beberapa video yang dibuat para mahasiswa dan mahasiswi dengan agenda pro dan kontra terhadap keputusan salah satu kampus yang mengeluarkan surat keputusan DO dan skorsing terhadap beberapa mahasiswa di kampus tersebut.
Saya selaku bagian mahasiswa merasa sangat prihatin dengan agenda setting yang dibuat oleh teman-teman, dikarenakan sebagai kaum intelektual kita seharusnya sadar akan status yang bersifat independen, yang kemudian saya melihat dengan analisa politik pecah belah atau Devide Et Impera.
Sehingga oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab membuat grand design agar para mahasiswa dan mahasiswi terpecah belah dan tidak solid dalam menghadapi keputusan kampus yang menurut saya sifatnya terlalu tergesa-gesa dalam membuat keputusan tersebut.
Penulis: Osyang Erdogan, Mahasiswa Institut Agama Islam Muhammadiyah Sinjai